Page 231 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 231
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 220
yang bermakna ‘yang tercinta’ merupakan impiannya yang segera akan diwujudkannya.
nama kecil Ratulangi. Ia dilahirkan di Desa Sesampainya di Batavia, Sam
Tungkuramber yang terletak di tepi Danau Ratulangi melihat situasi Sekolah Dokter
Tondano pada 5 November 1890. Ayahnya, Jawa yang ternyata tidak sesuai dengan
Jozias Ratulangi adalah guru di Hoofden yang ia bayangkan. Berbagai informasi
School dan memiliki ijazah Rijks Kweekschool mengenai sekolah tersebut yang diberitakan
Haarlem dari Negeri Belanda pada tahun dalam surat-surat yang dikirimkan oleh
1880. saudara sepupunya berbeda dengan
Sebagai orang tua yang berprofesi situasi sesungguhnya. Ia kemudian memilih
sebagai guru, Jozias Ratulangi memahami melanjutkan pendidikan di Sekolah Teknik
pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Koningin Wilhelmina School (KWA). Ia
Untuk itu ia kemudian menyekolahkan Sam dapat menyelesaikannya dalam waktu 4
Ratulangi di Europesche Lagere School (ELS) tahun. Berbekal ijazah yang diperolehnya
ketika ia berusia 6 tahun. Berbagai bakat dari sekolah teknik tersebut, Sam Ratulangi
dan kecerdasan yang dimiliki Sam Ratulangi kemudian melamar pekerjaan di bagian
membuatnya diterima di Hoofdenschool teknik mesin pada pembangunan kereta api
Tondano. Sekolah tersebut hanya menerima di wilayah Priangan Selatan yang wilayah
maksimal 40 siswa dengan saringan yang kerjanya meliputi Bandung, Maos, hingga
ketat. Setelah beberapa saat menempuh Cilacap. Saat bekerja di pembangunan kereta
pendidikan di sekolah tersebut, Sam Ratulangi api tersebut, Sam Ratulangi merasakan
berpandangan bahwa mutu pendidikan di diskriminasi perlakuan yang berbeda di antara
Hoofdenschool Tondano masih rendah. sesama pegawai yang berlainan bangsa.
Ia mulai tertarik untuk melanjutkan studi di Sebagai pegawai bumiputra, Sam Ratulangi
Pulau Jawa, terutama karena informasi yang menerima gaji lebih rendah jika dibandingkan
diberikan oleh saudara sepupunya yang dengan sejawatnya yang berkebangsaan
tengah menempuh pendidikan di Sekolah Belanda. Nasionalisme dalam dirinya mulai
Dokter Jawa. muncul. Ia kemudian melanjutkan ke Lager
Kesempatan untuk mewujudkan niatnya Onderwijs dan Middelbare Acte di bidang
tersebut terbuka lebar ketika Kepala Sekolah ilmu pasti dan ilmu pendidikan.
Hoofdenschool mengumumkan adanya Pada tahun 1911 saat menempuh
beasiswa dari Sekolah Dokter Jawa bagi tiga pendidikan di Lager Onderwijs, Sam Ratulangi
orang murid di sekolah Hoofdenschool yang menerima sepucuk surat yang mengabarkan
memiliki nilai dan bakat serta lulus dalam bahwa ibunya sakit keras. Ia kemudian kembali
ujian saringan. Sam Ratulangi merupakan ke Tondano dan hanya sempat berbicara
salah satu siswa yang lulus untuk melanjutkan sebentar dengan ibunya karena kemudian ibu
pendidikan di Sekolah Dokter Jawa. Pada yang disayanginya itu meninggal dunia pada
tahun 1904 Sam Ratulangi berangkat menuju 19 November 1911. Berbekal hasil penjualan
Batavia dengan menumpang kapal milik berbagai benda warisan orang tuanya, Sam
KPM. Saat itu ia masih berusia 14 tahun. Ratulangi melanjutkan pendidikan ke Negeri
Kepergiannya menuju tanah Jawa merupakan Belanda pada 1912. Hanya berselang satu

