Page 68 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 68
57 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
intah kolonial Belanda di Hindia Belanda. di wilayah Kesultanan Palembang. Pada 14
Pasukan Inggris terus bergerak menyerang September 1811, Ki Tumenggung Lanang,
kubu-kubu pertahanan Prancis dan Belan- utusan Sultan Mahmud Badaruddin II, ber-
da ke wilayah lain di Pulau Jawa. Perlawa- temu dengan Jacob Groenhoof van Woort-
nan pasukan Prancis dan Belanda akhirnya man, Residen Belanda, di loji tersebut.
menyerah dan bersedia menandatangani Ki Tumenggung Lanang menyam-
Perjanjian Tuntang pada 18 September paikan pesan bahwa Batavia telah jatuh ke
1811 yang berisi kesepakatan penyerahan tangan pasukan Inggris sehingga Residen
kekuasaan Belanda yang meliputi Jawa, dan pasukan Belanda yang tersisa dipersi-
Palembang, Timor, Makassar, dan wilayah lakan untuk meninggalkan wilayah Kesul-
taklukan Belanda lainnya kepada Inggris. tanan Palembang. Jacob Groenhoof van
Penguasaan sebagian wilayah Be- Woortman menolak pesan tersebut kare-
landa di Palembang membuat Kesultan- na mereka sudah tidak ada hubungan lagi
an Palembang harus menerima Perjanjian dengan Batavia dan Gubernur Jenderal
Tuntang yang disepakati oleh Belanda dan tidak memberikan perintah untuk mening-
Inggris. Di sisi lain, pihak Inggris melaku- galkan loji. Penolakan tersebut membuat
kan diplomasi kepada Sultan Mahmud Sultan Mahmud Badaruddin II memaksa
Badaruddin II untuk menghadapi Belanda. orang-orang Belanda yang tinggal di loji
Sultan Mahmud Badaruddin II menyambut untuk naik ke atas kapal dan bertolak ke
baik sikap Inggris dan menyerang loji Be- Batavia. Pasukan Belanda yang enggan
landa di Sungai Aur sekaligus mengusir meninggalkan loji melakukan perlawanan
orang-orang Belanda yang masih bertahan di atas kapal. Semua pasukan Belanda
Ilustrasi Pelabuhan Palembang pada Masa Kolonial.
Sumber : Buku Museum Sultan Mahmud Badaruddin II