Page 23 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 23

Tabel di atas menunjukkan bahwa sumber daya ikan di Natuna  didominasi oleh ikan
                            pelagis kecil (43,05%), ikan pelagis besar (24,23%), dan ikan demersal (17,09%). Data
                            di atas juga menunjukkan bahwa penangkapan terhadap cumi-cumi, ikan karang, ikan
                            pelagis kecil, rajungan, dan kepiting telah mengalami overfishing. Hal ini mungkin
                            terjadi karena maraknya penangkapan ikan ilegal  yang dilakukan di WPP 711 ini
                            karena  mengingat lokasinya  yang berdekatan dengan negara  lain,  yaitu Vietnam,
                            Kamboja, Thailand, dan Malaysia.

                            Selain potensi sumber daya ikan, Natuna kaya sumber daya gas dan minyak bumi.
                            Data Kementerian ESDM menyebutkan bahwa pada tahun 2016, Natuna memiliki
                            cadangan gas bumi sebesar 49,87 TSCF (Trilions of Cubic Feet), atau sekitar 34,62%
                            dari  total  cadangan  gas  bumi  Indonesia,  baik  yang  terbukti  maupun  potensial
                            (Kementerian ESDM, 2017: 67). Adapun cadangan minyak buminya 303,91 MMSTB
                            (Million  Stock  Tank  Barrels),  setara  dengan  4,34%  total  cadangan  minyak  bumi
                            Indonesia (Kementerian ESDM, 2017: 66). Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
                            banyak perusahaan besar yang melakukan eksplorasi di Natuna, seperti Premier Oil
                            Natuna Sea B.V. (Blok A), PT. PAN, Lundin Barongan B.V., West Natuna Exploration
                            LTD., dan Medco E and  P Natuna LTD (Duta Marine, 2017:23). Selain dua energi
                            konvensional di atas, Kepulauan Riau yang menjadi induk dari kabupaten Natuna juga
                            menjadi provinsi dengan potensi energi laut terbesar kedua setelah Nusa Tenggara
                            Barat, yang secara teoretis  dapat menghasilkan 96.432 mega watt. Hal ini dapat terjadi
                            karena  luasnya  wilayah  laut Kepulauan Riau, termasuk di Natuna (Kementerian
                            ESDM, 2016: 18).



                            Tabel 4. Tabel Cadangan Gas dan Minyak Bumi Indonesia 2016

               Wilayah                 Cadangan Minyak Bumi (MMSTB)  Cadangan Gas Bumi (TSCF)
               Aceh                    111,86                        7,56
               Sumatra Utara           184,64                        0,80
               Sumatra Tengah          2.331,49                      7,52
               Sumatra Selatan         1.092,85                      12,92
               Jawa Barat              1.324,61                      6,23
               Jawa Timur              1.219,52                      6,04
               Natuna                  303,91                        49,87
               Kalimantan              184,64                        14,75
               Sulawesi                45,43                         2,60
               Maluku                  110,33                        16,73
               Papua                   100,25                        19,03


                            Sumber: Kementerian ESDM, 2017: 66-67.






              6                                                Sejarah Wilayah Perbatasan  Kepulauan Natuna
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28