Page 25 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 25

perairan  Indonesia  dan  yurisdiksi  nasional  dalam  wawasan  Nusantara  sebagai
                            salah  satu  sasaran  pembangunan  kelautan  dalam  Repelita  keenam  (1994/1995--
                            1998/1999). Selain itu, pada masa Orde Baru pulalah, perjuangan memperkenalkan
                            konsep Indonesia sebagai negara kepulauan yang dirintis sejak Deklarasi Djuanda
                            1957 akhirnya membuahkan hasil dengan disepakatinya UNCLOS pada tahun 1982
                            yang diratifikasi Indonesia pada tahun 1985 dan diejawantahkan menjadi UU No.6
                            Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

                            Pada    masa  reformasi,  perhatian  pemerintah  terhadap  Natuna  sebagai  kawasan
                            perbatasan  makin  besar.  Pada  masa  Presiden  B.J.  Habibie  (Mei  1998—Oktober
                            1999)), seiring dengan semangat otonomi daerah yang sedang menggaung melalui
                            penetapan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
                            Natuna pun dimekarkan menjadi kabupaten baru melalui Undang-Undang No. 53
                            Tahun 1999, tanggal 12 Oktober 1999 dengan Andi Rifai Siregar sebagai pejabat
                            bupati pertama (Perda Kabupaten Natuna No.8/2011). Sebelumnya, Natuna
                            merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Kepulauan Riau.  Pada awal pendirian
                            tersebut, Natuna memiliki enam kecamatan, yaitu Jemaja, Siantan, Bunguran Barat,
                            Bunguran Timur, Serasan, dan Midai.

                            Pada  masa  Presiden  Abdurrahman  Wahid  (Oktober  1999—Juli  2001)  ,  sulit
                            ditemukan  kebijakan negara yang menyasar Natuna secara khusus. Namun,  terkait
                            dengan hubungan yang memanas di Laut China Selatan yang dekat dengan Natuna,
                            pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid justru menerapkan politik luar negeri
                            yang mendekati Tiongkok (dan India) dengan mewacanakan pembentukan Poros
                            Jakarta-Beijing-New Delhi. Alih-alih  mempermasalahkan dan mencari solusi
                            atas sengketa Laut China Selatan, Gusdur justru lebih fokus pada pembentukan
                            kerja sama dengan negara tersebut. Adapun isu sengketa Laut China Selatan lebih
                            diserahkan pada forum-forum pertemuan ASEAN (Hartati, 2016: 16).

                            Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Sukarno Putri (2001—2004)  salah
                            satu isu yang menarik perhatian adalah kemunculan seorang tokoh asal Natuna,
                            yaitu Tabrani Rab yang  mengajukan gagasan Natuna Merdeka. Bahkan, ia juga
                            mengajukan Riau Merdeka atau Riau bergabung menjadi wilayah Amerika Serikat.
                            Ia  pun  menghubungi  Kedutaan  Besar  Amerika  Serikat  dan  mengundang  tokoh
                            Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Hasan Tiro, dan tokoh Organisasi Papua Merdeka
                            (OPM), Theys Eluay untuk mendengarkan pemikirannya (Pamungkas, 2014: 159).
                            Pikiran tersebut didasari oleh keprihatinannya terhadap paradoks Natuna dan Riau
                            yang telah menyumbang besar bagi negara melalui tambang minyak, tetapi Natuna
                            dan Provinsi Riau masih saja miskin. Pemerintah pusat sendiri menanggapi isu ini
                            dengan rencana pemekaran Riau menjadi dua provinsi, yaitu Riau dan Kepulauan
                            Riau.  Pada  akhirnya,  pemerintah  mengeluarkan  Undang-Undang  No.  25  Tahun
                            2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri atas Kabupaten
                            Kepulauan Riau, Karimun, Natuna, Kota Batam, dan Kota Tanjung Pinang.





              8                                                Sejarah Wilayah Perbatasan  Kepulauan Natuna
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30