Page 58 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 58
1. Pulau Lingga dan pulau-pulau di sekitarnya, pulau-pulau yang terletak di
sebelah barat Pulau Temiang dan pulau sebelah barat Selat Sebuaya;
2. Pantai Pesisir Pulau Sumatra disebut pula pulau-pulau yang terletak dan
barat Selat Durai. Demikian pula pulau-pulau yang terletak di sebelah barat
Selat Riau, sebelah selatan Singapore dan Pulau Bintan;
3. di daerah-daerah lainnya Pulau-Ppulau Anambas yang diperintah Pangeran
Siantan, Pulau Natuna Besar di bawah pemerintahan orang Kaya Bunguran
Pulau Natuna sebelah utara diperintah Orang Kaya Pulau Laut, Pulau-Pulau
Natuna selatan di bawah orang Kaya Subi, pulau Serasa di bawah orang Kaya
Serasan, pulau Tambelan dibawah Petinggi Tambelan.
4. Begitu juga daerah Indragiri Hilir bagian Hilir, Kuala Gaung, Kuala Sapat
dan Retih, semuanya masuk ke dalam Kerajaan Melayu Lingga Riau.
Hal itu lebih diperkuat lagi dengan sebuah perjanjian antara Sultan Abdurrahman
Muazam Syah dan Residen Riau Willem Albert De Karter tanggal 18 Mei 1905. Isi
Perjanjian adalah sebagai berikut:
Pasal 2 ayat 1
Adapun di dalam Kerajaan Melayu Lingga Riau dan daerah takluknya termasuk
wilayah berikut.:
a. Sekalian pulau-pulau yang termasuk dalam lingkungan Lingga Riau, Batam,
Karimun dan pulau-pulau Tujuh kecil.
b. Sekalian pulau-pulau Anambas.
c. Sekalian pulau-pulau Natuna
d. Sekalian pulau-pulau Tambelan
e. Sekalian pesisir pulau Perca (Sumatera) disebelah utara Kuala-kuala Indragiri
yang bernama Danai, Kateman, Mandah, Igal, dan gaung sebelah selatan Kuala
Indragiri yang bernama Retih seperti dinyatalan lagi dalam sandingan huruf A dari
perjanjian ini.
Kembali dalam pembicaraan Orang Kaya Wan Rawa di Kedatuan Bunguran yang
berpusat di Sungai Ulu (Mahligai) setelah takluk pada Kesultanan Melayu Lingga Riau.
Beliau berputra 5 orang, antara lain Wan Ishak (laki-laki), Wan Tike (perempuan),
Wan Jiwe (perempuan), Wan Pasak (laki-laki), dan Wan Teras (laki-laki).
Di antara putra-putranya sama pintar dan cekatan adalah Wan Pasak dan Wan Teras.
Oleh karena itu, pemerintahan atas Pulau Bunguran semasa hidupnya dibagi atas dua
bagian kepada kedua putranya.
1. Pemerintahan Bunguran di sebelah barat diserahkan kepada Wan Pasak atau
dikenal sebagai Datuk Pasak yang berkedudukan di Penibung kemudian pindah
ke Sedanau.
2. Pemerintahan Bunguran di sebelah timur diserahkan kepada Wan Teras atau
dikenal sebagai Datuk Teras yang berkedudukan di Ranai.
Mutiara di Ujung Utara 41