Page 34 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 34

Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia                                                                               Teori Kedatangan Islam dan Pengislaman Nusantara






        J.P. Moquette, dalam “De graftsteenen te Pase en Grisse   Pandangan Moquette diperkuat oleh dukungan sejumlah            S.Q. Fatimi dalam Islam comes to Malaysia (1963)
        vergleken met dergelijke monumenten uit Hindoestan”,   sarjana,  yaitu  R.A. Kern lewat karyanya  De Islam  in           menentang  kesimpulan  Moquette  di  atas.  Ia
        TBG (1912), berkesimpulan bahwa tempat asal Islam di   Indonesie (1956), R.O. Winstedt dalam “The History of             berpendapat bahwa keliru mengaitkan seluruh batu
        Nusantara adalah Gujarat. Ia mendasarkan kesimpulannya   Malaya”  JMBRAS (1935),  G.H. Bousquet dalam  “The              nisan di Pasai, termasuk batu nisan Malik al-Shalih,
        bahwa setelah mengamati bentuk batu nisan di Pasai,   Introduction a l’etude de I’Islam Indonesien”, Revue des           dengan batu nisan di Gujarat. Bentuk dan gaya
        kawasan utara Sumatra, khususnya yang bertanggal 17   Estudes Islamiquws, (1938), B.H.M. Vlekke, Nusantara:              batu nisan Malik  Al-Shalih berbeda sepenuhnya
        Zulhijah 831 H/27 September 1428 M. Batu nisan yang   A History of East Indian Archipelago, (1943), Jan Gonda            dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat. Menurut
        kelihatannya mirip dengan batu nisan lain yang ditemukan   dalam  Sanskrit in Indonesia  (1952),  B.J.O. Schrike,        Fatimi, batu nisan tersebut lebih mirip dengan batu
        di makam Maulana Malik Ibrahim (w. 822/1419) di Gresik,   Indonesian Sociological Studies, (1955), dan A.H. Hall         nisan yang terdapat di Bengal. Namun Teori Islam
        Jawa  Timur, sama bentuknya  dengan batu nisan  yang   dalam A History of South-East Asia (1964).                        di Nusantara yang berasal dari Bengal dipersoalkan
        terdapat di Cambay, Gujarat.                                                                                             karena ada perbedaan mazhab dengan kaum muslim
                                                             Mereka menambahkan  argumen untuk mendukung                         Nusantara (Syafi’i) dan mazhab kaum muslim Bengal
                                                             kesimpulan Moquette. Misalnya Wintedt, selain Pasai dan             (Hanafi).
                                                             Gresik, ia menyebutkan bahwa ada batu nisan yang mirip
                                                             bentuk dan gayanya di Bruas, pusat sebuah kerajaan kuno
                                                             Melayu di Perak, Semenanjung Malaya. Ia menegaskan                  Teori pengislaman  berbasis  nisan ini belakangan
                                                             bahwa seluruh batu nisan di Barus, Pasai, dan Gresik                (sekitar 1990-an) mendapat kritik dan menjadi bahan
                                                             didatangkan dari Gujarat.                                           kajian ulang sarjana Perancis, yaitu Ludvik Kalus dan
                                                                                                                                 Claude Guillot. Mereka melihat bahwa nisan makam
                                                                                                                                 yang  ditemukan  di  Leran itu bukan  nisan  seorang
                                                                                                                                 muslim di wilayah tersebut dan karenanya menjadi
                                                                                                                                 bukti  kehadiran komunitas  muslim  di  Indonesia.
                                                                                                                                 Menurut mereka, itu adalah batu nisan yang diambil
                                                                                                                                 sembarangan dan dijadikan sebagai pemberat kapal.

                                                                                                                                 Ludvik Kalus dan Claude Guillot menulis pan-
                                                                                                                                 dangannya  itu dalam  karyanya  Reinterpretation
                                                                                                                                 des plus anciennes  steles funeraires islamique
                                                                                                                                 nousantariennes: II. La stele de Leran (Java) date de
                                                                                                                                 475/1082 et les steles associees, Archipel (2004).


                                                                                                                                 Thomas W. Arnold dalam bukunya yang terkenal, yaitu
                                                                                                                                 The Preaching of Islam: A History of the Propogation
                                                                                                                                 of the Muslim Faith (1913), berpendapat bahwa Islam
                                                                                                                                 di Nusantara dibawa dari Coromandel dan Malabar.


                                                                                                                                 Para pedagang dari Coromandel dan Malabar
                                                                                                                                 mempunyai  peranan penting dalam perdagangan
                                                                                                                                 antara India dan Nusantara. Sejumlah  besar
                                                                                                                                 pedagang  ini  mendatangi  pelabuhan-pelabuhan
                                                                                                                                 dagang dunia Melayu-Indonesia yang membuktikan
                                                                                                                                 bahwa mereka ternyata tidak hanya terlibat dalam
                                                                                                                                 perdagangan, tetapi juga dalam penyebaran Islam.
                                                                                                                                 Menurut  Arnold,  ada  kesamaan  mazhab  fikih  di
        Batu Nisan Makam Maulana Malik Ibrahim                                                                                   antara kedua wilayah tersebut, yaitu mazhab Syafi’i.
        Sumber: Direktorat Sejarah                                                                  J.P. Moquette

                                                                                                                                                                                                                       Thomas W. Arnold





                                                          24                                                                                                                         25
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39