Page 68 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 68

Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia                                                                                      Pendirian Kerajaan Islam di Nusantara






          KERAJAAN SEBAGAI BASIS POLITIK

          PENYEBARAN AGAMA ISLAM




                   Samudra
                   Pasai
       Aceh
       Darussalam








                                              Riau
                                              Lingga
                                                                                                                                                                            Ternate Tidore




                                                                                 Tanjung
                                                                                 Pura
                                                     Palembang


                                                                                             Banjarmasin



                                                                                                                                        Gowa Tallo

                                                         Banten
                                                                     Cirebon
           Sejak masa-masa  awal perkembangannya  pada                        Demak
           abad ke-13 dan 14 Masehi, Kerajaan Samudra Pasai
           dan Malaka sebagai dua kerajaan Islam pertama                                                                            Bima
           di Nusantara telah memperlihatkan peran penting
           dari kerajaan bagi berlangsungnya proses. Dalam
           pengislaman  di dunia Melayu  menurut catatan       dampak perkembangan ekonomi kerajaan dan pada
           Tome Pires yang singgah di Malaka pada abad ke-     saat yang sama juga berperan sebagai juru dakwah                                                                      menghasilkan rempah-rempah. Aceh juga menaklukkan
           16, diuraikan bahwa raja-raja Malaka membangun      yang memperkenalkan  ajaran-ajaran  Islam  kepada                                                                     Tiku, Pariaman, dan Bengkulu yang terkenal  dengan
           berbagai  fasilitas  sosial  keagamaan  bagi  para   masyarakat Melayu. Jadi, dengan cara demikian raja-                                                                  persediaan emas dan hasil pertaniannya. Semenanjung
           pedagang muslim internasional yang datang dan       raja Melayu selanjutnya tidak hanya berhasil membawa              dua kerajaan Islam terdahulu, yaitu kerajaan Samudra   Malaya,  Kedah,  Pahang  dan  Perlak  juga  berhasil
           tinggal sementara di kerajaan seperti rumah-rumah   kerajaan mencapai kemajuan sangat berarti di bidang               Pasai dan Malaka,  terutama berlangsung  setelah    dikuasai setelah mengalahkan hegemoni Kerajaan
           mewah dan masjid-masjid untuk mereka beribadah.     ekonomi dan politik, tetapi sekaligus  tampil sebagai             kedatangan  para pedagang muslim  internasional  di   Johor (Abdullah dan Djaenuderajat, 2015:196). Sejalan
           Kebijakan ini membawa dampak sangat penting         pusat perkembangan Islam di Nusantara (Abdullah dan               Kerajaan Aceh. Para pedagang muslim internasional   dengan kemajuan  ekonomi,  Aceh menjadi  kekuatan
           bagi proses pengislaman meskipun terlihat sangat    Djaenuderajat, 2015: 194—195).                                    mengalihkan     kegiatan   berdagangnya     dan     politik Islam terkemuka di dunia Melayu Nusantara sejak
           bersifat politik dan ekonomi. Para pedagang muslim                                                                    mendapatkan Aceh sebagai pusat perdagangan baru     abad ke-16 sehingga  dalam konteks  perkembangan
           di Malaka selanjutnya membentuk kekuatan sosial     Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun                yang lebih berkembang. Hal ini terutama didukung    Islam,  Aceh selanjutnya  berkembang menjadi basis
           yang  berfungsi  sebagai  agen  berlangsungnya      1511, basis  pengislaman  selanjutnya  beralih  ke                oleh keberhasilan  para raja  Aceh dalam  ekspansi   kekuatan  bagi berlangsungnya proses  pengislaman
           proses pengislaman  masyarakat  lokal. Mereka,      Kerajaan Aceh, yang berdiri pada tahun 1514 di bawah              ke  wilayah  yang potensial  menghasilkan  komoditas   di Nusantara secara intensif. Pada masa Sultan
           para pedagang, selain melakukan  kegiatan           kepemimpinan  Ali Mughayat  Syah yang  berkuasa                   yang dibutuhkan para pedagang internasional         Iskandar Muda (1607—1636) Islam mengalami proses
           perdagangan di kerajaan-kerajaan yang membawa       hingga tahun 1530 M. Kemajuan Aceh, seperti halnya                seperti Pedir, Pasai, Deli, dan  Aru  yang banyak   pelembagaan  yang  sangat  jelas  sebagai  kekuatan




                                                          58                                                                                                                         59
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73