Page 71 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 71
Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Pendirian Kerajaan Islam di Nusantara
budaya dan politik. Ulama-ulama dari Timur Tengah, juga terjadi di Sulawesi dan Maluku yang makin intensif
menurut Nuruddin Ar Raniri dalam bustan al salatin, dengan berdirinya Kerajaan Goa Tallo dan Ternate. Raja KESULTANAN SAMUDRA PASAI
telah datang ke Aceh untuk mengajar berbagai disiplin Goa Tallo dan Raja Ternate turut berperan dalam proses
ilmu keislaman (Abdullah dan Djaenuderajat, 2015:197). pengislaman beberapa raja di wilayah sekitarnya menjadi
Islam seperti Kerajaan Bone, Wajo, Soppeng, di Sulawesi
Bersamaan dengan munculnya kekuatan Kerajaan Aceh serta raja Tidore, Bacan, dan Jailolo di Maluku.
di Sumatra, di Jawa juga terjadi proses pengislaman
yang semakin intensif dilakukan, setelah didirikan Tampilnya kerajaan menjadi basis penerapan ajaran-
Kerajaan Demak pada tahun 1516. Demak melakukan ajaran Islam bisa dilihat pada mulai terbentuknya
ekspansi kekuasaan ke barat Jawa dan ke timur Jawa. lembaga-lembaga keislaman di lingkungan kerajaan.
Demak dianggap turut mendukung berdirinya kerajaan Tiga hal penting yang menyangkut peran kerajaan
Islam di Cirebon dan Banten atau di Jawa bagian Barat. dalam pelembagaan nilai-nilai Islam dalam kehidupan
Di Jawa bagian timur, Kerajaan Demak mengizinkan masyarakat Nusantara adalah tampilnya ulama dalam
berkembangnya Kudus dan Jepara sebagai kota kehidupan politik di kerajaan, berdirinya lembaga kadi
yang relatif independen sehingga Sunan Kudus dan yang bertanggung jawab dalam proses legislasi hukum
Ratu Kalinyamat diberi kebebasan melakukan proses Islam dalam kebijakan politik kerajaan, dan tumbuhnya
pengislaman di daerahnya masing-masing. Hal yang lembaga-lembaga pendidikan seperti surau dan pesantren
sama juga dilakukan pada Sunan Giri di Gresik sehingga yang berfungsi efektif sebagai pusat pendidikan Islam di
wilayah ini berkembang menjadi pusat perdagangan masyarakat. (Abdullah dan Djaenuderajat, 2015:203)
dan pengislaman ke ujung timur Jawa dan Lombok di
Nusatenggara. Sementara itu, proses pengislaman
Ilustrasi Pelabuhan Samudra Pasai. Sumber: digitalcollections.universiteitleiden.nl
Kesultanan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pada akhir abad ke-13 M. Pada abad tersebut,
awal di Nusantara yang lokasi kerajaannya berada Samudra Pasai bangkit ketika kegiatan pelayaran dan
lebih kurang 15 km di sebelah timur Lhokseumawe, perdagangan yang dijalankan pedagang-pedagang
Nanggroe Aceh, Sumatra. Kerajaan ini tumbuh Arab, Turki, dan Persia di kepulauan Nusantara
dari sebuah pelabuhan kecil yang menjadi pusat bertambah ramai dan meningkat. Maka, makin
penyebaran Islam pertama di Asia Tenggara. Pendiri ramailah kota-kota pelabuhan di pesisir timur dan
kerajaan ini adalah Merah Silu yang setelah memeluk barat Sumatra dengan kehadiran orang-orang Islam
Islam mengganti nama menjadi Malik al Saleh. dari negeri atas angin tersebut, terlebih-lebih setelah
terjadinya gelombang besar-besaran mereka ke
Pada awalnya Kerajaan Samudra Pasai merupakan timur sebagai akibat jatuhnya kekhalifahan Bagdad
kerajaan kecil yang tunduk kepada Sriwijaya ke tangan Hulagu Khan pada tahun 1258 M. Tidak
sebagaimana kerajaan-kerajaan kecil lainnya yang lama kemudian berkembanglah kota-kota pelabuhan
penduduknya telah lama memeluk Islam seperti Perlak, itu menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang tidak mau
Barus, Lamuri, dan Samara. Kisah Pasai berkembang tunduk kepada Sriwijaya yang sedang diambang
menjadi kerajaan Islam yang makin lama makin besar keruntuhannya. Pedir, Lamuri, Aru, Samalangga , dan
dimulai dari krisis ekonomi yang menimpa kerajaan Samudra di pantai timur Sumatra
Budhis terbesar di Nusantara, yaitu Kerajaan Sriwijaya
60 61

