Page 74 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 74
Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Pendirian Kerajaan Islam di Nusantara
Setelah Malik az-Zahir, Samudra Pasai dipimpin
oleh kedua putranya, yaitu Malik al-Mahmud KESULTANAN ACEH DARUSSALAM
yang memerintah di Samudra, sedangkan
Malik al-Mansur memerintah di Pasai. Di bawah
pemerintahan mereka, Pasai bertambah makmur
dan maju. Raja Siam yang mendengar berita itu
merasa iri hati dan marah, kemudian membawa
tentara lautnya untuk menyerbu Pasai. Karena
ketangguhan angkatan Laut Pasai, tentara Siam
dapat dikalahkan dan dihalau dari perairan Selat
Malaka tanpa pernah kembali lagi ke untuk
menyerang Pasai.
Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malikul
Zahir (1345—1383), yakni pada tahun 1345 dan
1350, terjadi serangan dari Majapahit ke Pasai
yang menyebabkan Sultan Pasai melarikan
diri dari ibu kota kerajaan. Adapun keruntuhan
kesultanan Samudra Pasai adalah pada tahun
1521 akibat serangan dari Portugis pada masa
pemerintahan Sultan Zainal Abidin III (1513-
1524).
Masjid Baiturrahman, Aceh
Sumber: Direktorat Sejarah
Kesultanan Aceh merupakan satu kerajaan Islam kemenangan terhadap dua kerajaan yaitu Pidie dan
terkemuka di belahan barat Nusantara, tepatnya Pasai, Aceh memperluas wilayahnya ke Perlak,
di Sumatra yang berasal dari pusat perdagangan Tamiang dan Lamuri. Dalam hal ini, Ali Mughayat
berskala kecil yang kemudian berkembang pesat Syah telah meletakkan landasan yang kukuh bagi
setelah terlibat secara langsung dalam perdagangan perkembangan kerajaan islam Aceh di tangan para
maritim internasional. Sejak penaklukan Malaka para penggantinya kemudian sehingga kerajaan ini muncul
pedagang muslim mancanegara yang sebelumnya sebagai satu kekuatan Islam terkemuka di Nusantara.
bertransaksi di Malaka beralih ke Aceh. Kerajaan ini mencapai puncaknya pada abad ke-16
dan ke-17 Masehi (Yusuf, 2006:67; Abdullah dan
Sultan Ali Mughayat Shah (1514—1530) merupakan Djaenuderajat, 2015: 181)
sultan pertama yang memerintah di Kerajaan Aceh
yang memberi landasan bagi perkembangan kerajaan Kerajaan Aceh mencapai zaman keemasannya pada
ini kemudian hari. Wilayah kekuasaannya tidak saja periode Sultan Iskandar Muda (1607—1636 M) yang
di lembah Sungai Aceh (Aceh Besar), tetapi juga ditandai dengan penaklukan dan perluasan wilayah.
menjangkau beberapa wilayah lain disekitarnya. Pada Pada tahun 1612, Aceh menaklukkan Deli dan
tahun 1520 dia menaklukkan Daya diujung barat, dilanjutkan menyerang ke Johor dan Bintan di tahun
dan selanjutnya Pidie dan Pasai di belahan timur 1614.
Komplek Makam raja-raja pasai, Batee Bale. pada masing-masing tahun 1521 dan 1524. Dengan
Sumber: Direktorat Sejarah
64 65