Page 32 - Dampak Penjajahan Bangsa Asing di Indonesia_Rizka Maulida Riani
P. 32
abad 18 yang berbentuk kura-kura. Lokasi benteng dipusat kota
berbatasan dengan Perkampungan China, yang juga kawasan objek
wisata. Benteng ini dibangun tahun 1714 – 1719 dibawah pimpinan
Gubernur Joseph Collet. Di salah satu kamar benteng ini pernah
dihuni Presiden RI pertama Ir. Soekarno ketika menjalani hukuman
buangan masa penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan Benteng
Malrborough dipugar oleh pemerintah dan menjadi salah satu objek
wisata Kota Bengkulu.
Bengkulu adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera
tepatnya di Sumatera bagian selatan. Di masa lalu daerah ini pernah
menjadi ajang persaingan dagang antara Inggris dan Belanda.
Mereka berusaha untuk menguasai komoditi (lada) yang ada di sana.
Tahun 1664 Belanda dengan VOC-nya mendirikan kantor pelelangan
di sana. Tahun 1670 Sultan Banten mengeluarkan peraturan
transaksi lada yang baru. Peraturan ini membuat pihak Belanda
mengalami kerugian.
Untuk itu, pada tahun yang (1670) Belanda meninggalkan
Bengkulu. Mereka pergi ke Banten dengan tujuan menguasainnya. Di
sana Belanda berhasil membuat Sultan Banten menandatangani
perjanjian tentang hak monopoli perdagangan oleh Belanda.
Perjanjian itulah kemudian membuat perhatian Belanda hanya
tertuju pada Banten. Dan, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh
Inggris, melalui EIC-nya, untuk masuk ke Bengkulu.
Setelah lebih kurang 140 tahun Pemerintahan Inggris berada
di Bengkulu, mereka banyak meninggalkan “warisan” peninggalan
bersejarah. Salah satunya adalah Benteng Marlborough. Nama
benteng ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan
Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Malrborough I. Benteng ini
tergolong terbesar di kawasan Asia. Peninggalan sejarah ini memiliki