Page 19 - BPDG SPLDV
P. 19
Disain Lingkungan Belajar Maya
LCMS Santiang dalam kerangka disain pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pengembangan Isi (Content Development) Pengembangan isi dilakukan dengan
mengacu pada beberapa prinsip dasar sebagai berikut
a. Menyusun dugaan belajar (HLT) dalam skema disain pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan RME. Hyphothetical learning trajectory (HLT) mengacu
kepada teori Simon (1995) yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: (1) tujuan
pembelajaran (learning goal); (2) kegiatan pembelajaran (learning activities); dan
(3) hipotesis proses pembelajaran (hypothetical learning process), berupa prediksi
(dugaan) respons peserta didik dan antisipasi guru
b. Menerapkan prinsip disain pesan sebagai rujukan dalam penyusunan learning
object. Dalam hal ini, yang patut diingat adalah falsafah penyusunan materi ajar
yaitu ‘membelajarkan melalui web atau online’.
c. Menyusun peta konsep (concept mapping) bagi penggalan materi yang rumit dan
kontekstual
d. Paradigma (digital) pendidikan yang dianut adalah paradigma diterapkan dalam
kerangka guru sebagai course manager bertugas untuk mengatur alur belajar serta
menentukan isi atau learning objects.
D. Pendekatan RME dalam Pembelajaran Matematika.
Pendekatan RME menitikberatkan matematika dipahami sebagai aktivitas
manusia, mempelajari matematika menurut RME adalah melakukan (doing)
matematika. Pemecahan masalah kontekstual adalah bagian terpenting dari RME.
Peserta didik tidak dianggap master matematika, tetapi diberi kesempatan untuk
memulai matematika lagi di bawah bimbingan orang dewasa. Rancangan pembelajaran
berbasis RME menurut Gravemeijer (1994) harus bercirikan lima karateristik, yaitu (1)
Phenomenological Exploration (eksplorasi fenomenologis); (2) Bridging by Vertical
Instrument (menjembatani dengan instrumen vertikal); (3) Student Contribution
(kontribusi peserta didik); (4) Interactivity (interaktivitas); dan (5) Intertwinning
(keterkaitan). Namun, di rumuskan kembali lima karakteristik tersebut, dalam prinsip
9