Page 50 - LAPORAN AKHIR GRAND DESIGN PENDIDIKAN MAHULU 2018-2028
P. 50
Berangkat dari persoalan pendidikan secara global tersebut, grand desain
pendidikan di Indonesia senantiasa harus menatap dan berpijak pada
prespektif pendidikan masa depan, paling tidak terdapat dua faktor yang
dihadapi oleh pendidikan di masa depan, yaitu semakin tidak jelasnya batas
negara dan perkembangan dunia yang serba cepat dan bahkan seringkali
tidak terduga. Borderless world menuntut pendidikan di satu negara dan
negara lain tidak boleh terlalu jauh berbeda, karena manfaat pendidikan
harus mampu memberikan bekal untuk kehidupan yang seakan tanpa batas
negara. Di samping harus mampu mengembangkan keunggulan budaya
setempat, pendidikan harus mampu menerapkan standar dasar yang dapat
ditransfer (transferable), ketika lulusan harus menghadapi tuntutan
kehidupan global.
Terkait dengan perkembangan dunia yang seakan tidak terduga, Charles
Handy (1997), filosof bisnis terkemuka dari Inggris, dalam kumpulan
pemikiran para pakar manajemen berjudul Rethinking the Future,
menyatakan bahwa dunia ke depan adalah dunia yang penuh dengan
ketidakpastian (uncertainty). Oleh sebab itu tidak ada lagi jawaban tunggal
dalam dunia pendidikan. Paradigma pendidikan konvensional menyatakan
bahwa seluruh masalah di dunia telah terpecahkan serta bahwa para guru
mengetahui semua jawaban segala persoalan, harus ditinggalkan.
41