Page 61 - baruu revisi_Neat
P. 61

3)  Badan  konstituante  tidak  mampu  bersidang  untuk  mengganti  Undang-Undang

                         Dasar Sementara Tahun 1950.


                     2.  Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
                         Menurut  Ketetapan  MPRS

               No.VII/MPRS/1965,  pengertian  dari
               demokrasi terpimpin adalah kerakyatan

               yang      dipimpin     oleh     hikmat

               kebijaksanaan  dalam  permusyawaratan
               perwakilan  yang  berdasarkan  pada

               musyawarah  untuk  mufakat  secara

               bergotong  royong    diantara  kekuatan               Sumber : Kelaspintar.id
               nasional  yang  progresif  revolusioner     Gambar 3.3 : Indonesia pada masa demokrasi

               dengan berpusat pada nasakom (Damri                          terpimpin
               & Putra, 2020).

                         Ciri-ciri dari demokrasi terpimpin diantaranya adalah :
                       1)  Kekuasaan presiden yang dominan.

                       2)  Peran partai politik dibatasi.

                       3)  Berkembangnya PKI.
                       Dalam  pelaksanaanya  demokrasi  terpimpin  banyak  melakukan  penyimpangan-

               penyimpangan terhadap demokrasi. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebelum amandemen
               pada  masa  itu  telah  ditetapkan  bahwa  jabatan  bagi  seorang  presiden  sekurang-kurangnya

               adalah  lima  tahun.  Akan  tetapi  dalam  ketetapan  MPRS  No.  III/MPRS/1963  menyebutkan
               bahwa  Ir.  Soekarno  ditetapkan  sebagai  presiden  seumur  hidup,  hal  ini  tentu  bertentangan

               dengan  peraturan  yang  terdapat  dalam  Undang-Undang  Dasar  1945  dan  ketetapan  MPRS

               yang telah membatalkan pembatasan jabatan presiden dengan waktu 5 tahun (Purnamawati,
               2020).

                       Beberapa penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin

               yaitu :
                     1)  Mengaburnya sistem kepartaian.

                     2)  Melemahnya jaminan hak asasi manusia.
                     3)  Terjadi  sentralisasi  kekuasaan,  dalam  hal  ini  kekuasan  presiden  sangat

                         mendominasi.
                     4)  Perananan pers tidak diberikan kebebasan.


                                                           56
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66