Page 60 - baruu revisi_Neat
P. 60

Sementara  itu  dalam  perkembangannya,  pelaksanaan  demokrasi  pasca  kemerdekaan

               hingga  saat  ini  di  Indonesia  mengalami  pasang  surut.  Permasalahan  yang  dihadapi  adalah
               bagaimana demokrasi  yang diterapkan dapat  mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi dalam

               berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara seperti bidang politik, ekonomi, hukum
               maupun sosial budaya. Inti dari pemerintahan yang demokratis adalah terlihat pada hubungan

               antara  pemerintah  dan  rakyat  yang  terletak  pada  posisi  seimbang  dan  saling  melakukan
               pengawasan (check and balance).

                     Perkembangan demokrasi di Indonesia setelah kemerdekaan diantaranya adalah sebagai

               berikut:
                     1.  Demokrasi Parlementer (1945-1959)

                         Demokrasi  parlementer  mulai  berlaku  satu  bulan  setelah  kemerdekaan  dan

               diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun
               1950. Undang-Undang Dasar Sementara tahun 1950 yang saat itu menjadi konstitusi negara

               menetapkan  berlakunya  sistem  parlementer  di  Indonesia.  Dinamakan  parlementer  karena
               pada  masa  itu kabinet atau parlemen  yang dipimpin oleh Perdana Menteri berperan dalam

               mengelola  jalannya  pemerintahan.  Pada  masa  demokrasi  parlementer  praktik  demokrasi
               banyak ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di Indonesia. Lembaga parlemen atau

               perwakilan  rakyat  memegang  peranan  yang  cukup  penting  dalam  sistem  politik  yang

               berjalan.  Pada    masa  itu,  masyarakat  memiliki  kebebasan  untuk  menyampaikan  pendapat
               tidak  hanya  itu,  pers  juga  diberikan  kebebasan  untuk  menyampaikan  kritik  kepada

               pemerintah.  Perwujudan  dari  kekuasaan  parlemen  terlihat  dari  adanya  mosi  tidak  percaya
               terhadap  pemerintahan  yang  mengakibatkan  kabinet  harus  meletakan  jabatannya.  Kabinet

               pada masa pra pemilihan umum yang dilaksanakan pada tahun 1955 tidak bertahan lama dan
               hal  ini  menyebabkan  terhambatnya  perkembangan  politik  dan  ekonomi  dikarenakan

               pemerintah  tidak  mendapatkan  kesempatan  melaksanakan  programnya  dengan  maksimal.

               Beberapa kasus  jatuhnya kabinet dalam pada  masa parlementer ini  merupakan contoh dari
               tingginya akuntabilitas politisi dan pemegang jabatan.

                         Meskipun demokrasi parlementer sesuai, bagus dan dapat berjalan dengan baik di

               beberapa  negara, akan tetapi saat diterapkan di Indonesia sistem demokrasi parlementer di
               anggap kurang sesuai. Praktik demokrasi di anggap gagal pada masa demokrasi parlementer

               disebabkan karena :
                     1)  Partai politik yang sangat dominan.

                     2)  Landasan sosial ekonomi yang masih lemah.




                                                           55
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65