Page 18 - strukturAnatomiTumbuhan
P. 18
6
Kerapatan stomata pada varietas IR 64 pada umumnya lebih rendah dibandingkan
varietas Towuti namun lebih tinggi dibanding Gajahmungkur. Kerapatan stomata
paling rendah sebesar 161,39/mm2 dijumpai pada somaklon IR 7.1 dan tertinggi pada
somaklon IR 13 sebesar 418,77/mm2. Dari ketiga varietas yang diamati diperoleh
bahwa kerapatan stomata tertinggi dijumpai pada somaklon varietas Towuti. Stomata
pada varietas Towuti tampak paling tinggi kerapatannya, bila dibandingkan dengan
varietas Gajahmungkur dan IR 64. Stomata pada varietas Towuti berderet-deret
beberapa lapis, dan memenuhi bidang pandang, namun pada beberapa somaklon
menghasilkan stomata dengan kerapatan yang rendah.
Penelitian secara anatomi tersebut penting dilakukan guna mendukung
penelitian fisiologi maupun morfologi dalam menentukan genotipe yang
peka ataupun yang mampu beradaptasi pada kondisi cekaman
kekeringan. Korelasi antara kerapatan stomata dan adaptasi terhadap
cekaman kekeringan dapat dijadikan sebagai alat seleksi terhadap
karakter utama. Kerapatan stomata dapat mempengaruhi dua proses
penting pada tanaman yaitu fotosintesis dan transpirasi. Tanaman yang
mempunyai kerapatan stomata yang tinggi akan memiliki laju transpirasi
yang lebih tinggi daripada tanaman dengan kerapatan stomata yang
rendah. Sehingga dari penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa kerapatan stomata hanyalah salah satu faktor
penentuan pemilihan karakter padi yang dapat bertahan pada kondisi
cekaman. Faktor anatomi menjadi salah satu pendukung penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan faktor fisiologi dan morfologi tanaman
yang mana dikendalikan oleh genotipnya.
Lestari, E. G. (2005). Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64.