Page 14 - GERBANG CERIA EDISI 26
P. 14
PUISI
Oleh
Winda Prameswari Saraswati
MALIN Kundang
Di pantai yang terhampar luas,
Malin Kundang, pria gagah berjasa.
Kelana lautan, mengukir jejak,
Namun hati kian mengeras mengeras, tak tersentuh kasih.
Ibunda tercinta, menanti pulang,
Air mata deras, di malam yang panjang.
Kapalnya megah, berlayar jauh,
Namun kepala tertunduk, tak mengenali ibu.
Batu-batu menyaksikan sejarah kelam,
Malin Kundang, tak lagi manusia yang asli.
Lautan bersaksi, ia menolak sejarah,
Kini batu-batu jadi saksi bisu.
Derita tak kasat mata, terpahat dalam batu,
Malin Kundang, kejamnya hatimu.
Puisi ini bernyanyi, tragedi yang tercipta.
Tentang anak yang lupa, pada ibu yang menantinya.
10