Page 14 - Maria Teresa Rahel Naibaho (2014031018) - E book Pengelolaan SDA
P. 14

Indonesia (KTI). Potensi minyak dan gas di Indonesia dapat dijumpai di beberapa
                              wilayah yang memiliki cekungan terbesar sehingga disebut sebagai ladang minyak
                              dan gas bumi.

                              2)  Batu Bara
                              Sumatra  dan  Kalimantan  merupakan  wilayah  Indonesia  yang  memiliki  potensi
                              sedimen batu bara sebagai berikut.
                           d.  Sumatra  Barat  (Cekungan  Ombilin),  potensi  penambangan  Ombilin  sebesar
                               191.000.000 ton.
                           e.  Sumatra Selatan (Cekungan Sumatra Selatan), daerah  Bukit Asam  berdasarkan
                               identifikasi volume mencapai 425.800.000 ton.
                           f.  Sumatra Tengah (Jambi)
                                1.  Lapangan  batu  bara  Sinamar  (Jambi).  Potensi  batu  bara  Sinamar  ini
                                     teridentifikasi sebesar 100.000.000 ton
                                2.  Daerah  Pegunungan  Dua  Belas  dan  Pegunungan  Tigapuluh  di  Kawasan
                                     Sumatra Tengah potensi 5.000.000 ton dan 1 lapisan di Kabupaten Bungo
                                     Tebo dengan perkiraan 10.000.000 ton. Lapisan batu bara di Bungo Tebo
                                     ini mempunyai ketebalan 3-6 meter dan mempunyai prospek yang baik.
                                3.  Daerah Batanghari (Jambi). Dilakukan eksplorasi dan memiliki cadangan
                                     8.000.000 ton dengan ketebalan 0,2-6 meter.
                           g.  Aceh, Sungai Kuala. Menurut penafsiran sumber daya batu bara daerah ini adalah
                               1.000.000.000 ton (satu miliar ton) dengan tipe bitu minus.
                           h.  Kalimantan  Tengah,  daerah  Lahai  (Barito  Utara).  Ditemukan  tebal  endapan
                               berkisar 1-5 meter dengan cadangan total diperkirakan 110.000.000 ton.

                               3)   Timah
                                                         Timah  di  Indonesia  merupakan  sambungan  sabuk
                                                         granit yang terbentang dari Myanmar, Thailand, dan
                                                         Malaysia  selanjutnya  ke  Indonesia,  yaitu  di
                                                         Kepulauan  Riau  (termasuk  Singkep),  Bangka,  dan
                                                         Belitung.  Di  samping  itu,  terdapat  pula  endapan
                                                         terpencil Kepulauan Anambas, Natuna, dan Karimata,
                                                         serta  Bangkinang  (Riau  daratan).  Endapan  timah  di
                                                         Indonesia terletak pada jalur timah terkaya di dunia.
                                                         Indonesia termasuk penghasil timah terbesar ke-3 di
                                                         dunia.  Di  Belitung  penambangan  terdapat  di  daerah
                                                         Kelapa    Kampit,    Garumedang,     Selumar,    dan
                                                         Mangkubang.  Daerah-daerah  tersebut  merupakan
                                                         daerah endapan yang pernah diusahakan dengan cara
                                                         penambangan  dalam.  Di  Bangka,  endapan  timah
                                                         terdapat di Pemali dan Tempilang.
   Sumber: www.kompasiana.com        Produksi  timah  di  Indonesia  mengalami  pasang  surut  dari  tahun  ke  tahun.
   Gambar 12 Penambangan      Setelah perang dunia I produksi timah mengalami peningkatan pada tahun 1929
   timah di Pulau Bangka      sebanyak  35.750  metrik  ton,  dan  menurun  ketika  resesi  ekonomi  tahun  1932.
                              Selanjutnya pada tahun 1941 produksi mencapai puncaknya, yaitu sebesar 53.372
                              metrik ton.
                                   Pada  zaman  pendudukan  Jepang  produksi  mengalami  penurunan  pada  titik
                              terendah.  Peristiwa  itu  terjadi  ketika  Jepang  mengalami  kekalahan  pada  tahun



            E-Book Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia                                                                               Page 11
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19