Page 98 - UKBM-B. Indonesia-smt 3-dikonversi_Neat
P. 98

BIN – 3.8/ 4.8/ 3 / 1.1







                         “Naomi,  mulai  detik  ini.  Jangan  kenakan  baju  seperti  itu  lagi.  Longgarkan  dan
                        panjangkan.  Berbusanalah  seperti  Naela  atau  Fitri.  Pakailah  uang  yang  baru  saja
                        kumasukkan dalam rekeningmu. Sekarang. Cepatlah,” sahutnya satu tarikan napas.


                               Tanpa  jeda.  Tak  ada  waktu  untuk  Naomi  menolaknya.  Naomi  menganga
                        dalam  keterpakuannya.  Ia  berpikir  berkali-kali.Ia  hanya  mengangguk  mengiyakan
                        permintaan  bos  yang  selalu  memanjakannya.  Berbalik.  Membuka  pintu,  berjalan
                        tanpa  arah.  Bergumam,  apakah  dia  melakukan  kesalahan?  Ia  tak  pernah  terlihat
                        tidak  nyaman  dengan  pakaian  yang  ia  kenakan  kali  ini.  Bahkan,  ia  menyukainya.
                        Apa? Seperti Naela?

                        Wanita berjilbab kurung lengkap dari kepala hingga ujung kaki?


                         Fitri? Dia tak berjilbab. Tapi, pakaian dan rok panjangnya…Ahh!

                         Ia  mendesah.  Tak  bisa  menolak.  Sekali  menolak.  Tak  pantas  ia  injakkan  kedua
                        kakinya di kantor ber-25 lantai ini. Masalah besar untuk seorang Naomi.Bagi Randy,
                        lelaki  itu.  Sama  sekali  bukan  masalah.  Ia  melakukannya  bukan  karena  kesalahan.
                        Justru, untuk keuntungannya baik pribadi dan perusahaannya. Ia menilik, prestasi
                        perusahaannya semakin meninggi, bahkan mendunia.


                               Ia  akan  berurusan  dengan  dunia.  Tak  lagi  sembarang  instansi.  Maka,
                        sekretaris  pribadinya  harus  berpakaian  formal.  Tidak  sembarang  berbuka  fisik
                        seperti  biasa.  Apalah  kata  dunia,  menemukan  sekretaris  berbusana  seperti  itu?
                        Bahkan,  diprediksi ia  tak  akan  lagi  bermain  dengan  wanita  berdarah  Jepang-Indo
                        itu.

                               Bukan lantaran ia mulai serius jenjang internasional. Namun, baginya Naomi
                        hanyalah satu dari sekian debu wanita muda dan cantik. Perhitungannya, seketika
                        karier  melejit.  Terhampar  wanita  tak  kalah  cantik  dibanding  Naomi.  Singkatnya,
                        habis manis sepah dibuang.Diraihnya sebuah remote. Keluarlah sebuah layar lebar
                        di  atas  kepalanya.  Ia  tekan  beberapa  tombol.  Timbul  diagram  bak  harta  karun.
                        Beberapa  presentase  dari  segala  bilik  di  kantor.  Atas  namanya.  Menduduki
                        peringkat tertinggi. Rating tertinggi di mata publik. Senyum lebar terulas. Tak urung
                        kebanggaan disandangnya.

                         Bunyi  ‘ting’  terdengar.  Tampak  seseorang  berbisik.  Pesan  suara  masuk  dengan
                        cepat.

                         “Randy! Terima kasih untuk tempo lalu. Entah apa jadinya aku tanpa dirimu. May
                        be, aku bermalam dalam bui. Dan untuk fee sudah kukirim. Hahaha…tak kusangka,
                        semua di luar dugaan. Dan aku belum puas melunasi utang budimu. Bagaimana jika
                        kita berkencan? Berdua saja….How? Everywhere. Sesuai keinginanmu, ucapan terima
                        kasih seorang Mia Catherine, aktris kelas dunia. Sejujurnya aku ingin bertemu. Tapi,
                        tidak sekarang. Aku di Inggris. Namun, jikalau kau ingin. Hubungi aku. I’ll be there.
                        Untuk ‘kencan’ tadi, i wait it. ‘Jangan kau buat seorang wanita menunggu’. Apalagi
                        seorang Mia Catherine.. Okay, see you any more, Mr. Randy…”







                                                              98
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103