Page 318 - Artikel Prosiding SEMNAS PGSD UMC 2022
P. 318

Selanjutnya, ada tokoh pendidikan Indonesia. Ki Hadjar Dewantara memandang karakter itu
                  sebagai budi pekerti atau watak. Budi pekerti adalah bersatunya antara gerak pikiran, perasaan, dan
                  kehendak  atau  kemauan,  yang  kemudian  menimbulkan  tenaga.  Sedangkan  dalam  kemendiknas
                  karakter  itu  merupakan  watak,  tabiat  atau  kepribadian  seseorang  yang  terbentuk  dari  hasil
                  internalisasi dari berbagai kebajikan (virtues), yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
                  cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak.
                        Sesuai dengan beberapa definisi diatas, maka dapat bisa penulis katakan bahwa pendidikan
                  karakter merupakan sistem penanaman nilai-nilai kebaikan, moral dan karakter peserta didik. Nilai-
                  nilai ini yang nantinya akan diterapkan dalam kehidupan sehari harinya baik di dalam lingkungan
                  keluarga, sekolah, maupun masyarakat dan negara. Sehingga bisa memberikan kontribusi yang baik
                  dan  positif  terhadap  lingkungannya.  Agar  penerapan  pendidikan  karakter  ini  maksimal  maka
                  diperlukan kerjasama yang baik dari segala pihak, dari pihak keluarga, sekolah dan masyarakat.
                        Apalagi di era sekarang sudah mulai menerapkan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka
                  sendiri  merupakan  kurikulum  baru  yang  dirilis  oleh  mas  menteri  Nadiem  Makarim.  Kurikulum
                  merdeka ini berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya diman dalam kurikulum merdeka
                  ini  yang  pertama,  lebih  sederhana  dan  mendalam.  Kurikulum  merdeka  telah  didesain  dengan
                  cakupan materi yang diajarkan oleh guru itu lebih sedikit, akan tetapi lebih mendalam. Kemudian
                  yang  kedua,  lebih  merdeka  dimana  peserta  didik  guru  dan  sekolah  diberikan  otonomi  dan
                  kebebasan dalam mengelola dan mendesain sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Nah, yang
                  ketiga itu lebih relevan dan interaktif. Kurikulum merdeka ini didesain agar membuat peserta didik
                  lebih aktif berperan dalam proses keberhasilan pembelajarannya, pembelajaran berbasis proyek dan
                  kelompok menghasilkan sebuah karya yang harus lebih banyak dilakukan guru dan peserta didik.
                  Kolaborasi siswa dan guru juga harus di padukan seluas-luasnya dalam proses pembelajaran. Hal
                  itu  karena,  untuk  mendukung  pengembangan  karakter  dan  kompetensi  pelajar  pancasila  pada
                  akhirnya peserta didik mampu mengasosiasikan sekolah dengan sesuatu yang menyenangkan dan
                  interaktif.
                        Pendidikan  karakter  di  sekolah  itu  sangat  penting  karena  pendidikan  karakter  merupakan
                  pondasi  utama  dalam  membangun  generasi.  Namun,  pendidikan  karakter  rasanya  tidak  bisa  di
                  terapkan di dalam kerangka pendidikan formal kurikulum, kebutuhan pendidikan karakter hanya
                  dapat  diletakkan  dalam  bingkai  budaya  sekolah.  Sederhananya, panutan  dari  keseharian  tingkah
                  laku  dan  perilaku  guru,siswa  dan  seluruh  warga  sekolah  akan  membuat  pendidikan  karakter
                  dianggap berhasil di satuan pendidikan. Itu juga salah satu alasan mengapa sekolah dasar negeri 1
                  pasalakan  selalu  menerapkan  ha-hal  sederhana  yang  menjadi  keseharian  dalam  hidup  dan
                  dipraktekkan. Salah satunya, budaya 5 S yaitu senyum, salam, sapa, sopan dan santun. Memberikan
                  senyum  kepada  siapapun  tamu  yang  datang,  kemudian  memberi  salam  dan  menyapa  sambil
                  bertanya keperluan tapi dengan penuh sopan dan santun.
                        Selain itu, sekolah juga menerapkan nilai-nilai pancasila dalam pendidikan karakter terutama
                  nilai-nilai  religius,  jujur,  toleran,  disiplin,  bekerja  keras,  kreatif,  mandiri,  demokratis,  rasa  ingin
                  tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar
                  membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab, nah dari ke delapan belas nilai
                  ini  bisa  dikerucutkan  menjadi  lima  nilai  utama  karakter  yaitu  religius,  nasionalis,  mandiri,
                  integritas dan gotong royong.
                    1.  Religius
                            Heri Gunawan mendefinisikan bahwa karakter religius  merupakan nilai yang berkaitan
                        dengan  hubungan  dengan  tuhan  yang  meliputi  pikiran,  perkataan,  dan  tindakan  yang
                        berdasarkan  pada  nilai  ketuhan  ataupun  ajaran  agama.  Nilai  ini  juga  mencerminkan
                        keimanan  terhadap  tuhan  yang  maha  esa  diwujudkan  dalam  perilaku  melaksanakan  ajara
                        agama  dan  kepercayaan,  menghargai  perbedaan  agama  menjunjung  tinggi  sikap  toleransi.


                                                             309
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323