Page 27 - buku 1 Asal Usul Tanjung Penyusuk
P. 27
Hari belum terlalu terik ketika Ratu Malika
melenggangkan kakinya bersama Dayang Biru menuju
ke tempat penyelenggaraan pesta adat. Ia sengaja
berjalan kaki dari istana dan menyapa orang-orang
yang kebetulan berpapasan dengannya di jalanan.
Semua orang mengangguk penuh hormat kepada sang
ratu yang tampak sangat ramah. Sebelum tiba di tempat
yang dituju, mereka melewati sebuah kampung dan
pasar yang menjual beragam keperluan sehari-hari.
Suasana di pasar tampak tidak terlalu ramai.
Banyak pedagang memilih menutup tempat berjualan
untuk menghadiri acara pesta adat di tengah-tengah
lapangan kampung. Dari beberapa pedagang yang masih
terlihat menggelar dagangannya, Dayang Biru berhenti
sejenak lalu memandang kepada Ratu Malika sembari
mengatakan sesuatu.
“Ampun, Tuanku, hamba melihat ada tanaman obat
buah kepayang di pojok sebelah sana. Buah kepayang itu
berguna untuk menurunkan panas demam. Kebetulan
paman saya sedang sakit dan saya ingin membeli
beberapa biji buah kepayang tersebut sebagai obat.
17