Page 28 - buku 1 Asal Usul Tanjung Penyusuk
P. 28

Tuanku bisa tunggu di sini sebentar. Saya berjanji tidak
            akan pergi lama-lama.”

                Ratu Malika mengangguk dan menyetujui permintaan

            Dayang  Biru.  Ia  memandang  kepergian  Dayang  Biru

            sambil berdiri mematung saja di tempatnya. Tak berapa
            lama  berselang,  tiba-tiba,  ada  seseorang  menepuk

            pundaknya  dari  belakang.  Ratu  Malika  membalikkan

            badannya  dan  mendapati  seorang  laki-laki  berusia

            cukup renta sedang tersenyum kepadanya.
                 “Maaf, siapa gerangan dirimu, wahai kakek tua?”

            Pandangan Ratu Malika beralih dari ujung kepala hingga

            ujung kaki orang tua yang ada di depannya itu.

                Postur  tubuh  si kakek sudah  agak  bungkuk  dan
            mengenakan  tongkat  sebagai  penumpu  ketika  ia

            berjalan.  Rambut  dan  janggutnya  berwarna  putih.  Ia

            juga  mengenakan  pakaian  serbaputih.  Sepertinya,

            Ratu  Malika  tak  pernah  bertemu  dengan  si kakek ini
            sebelumnya.

                Si kakek tertawa  kecil sambil  mengelus-elus

            jenggotnya, ”Hamba senang bisa melihat Ratu Malika

            berjalan-jalan  demi  melepas  kepenatan.  Daripada






            18
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33