Page 49 - buku 1 Asal Usul Tanjung Penyusuk
P. 49

selendang  kesayanganku,”  rengeknya.  “Aku  ingin
            memakainya hari ini.”

                  Dayang  Biru  menghampiri  Putri  Komala  yang

            tampak  sangat  kesal.  “Ampun,  Tuan  Putri.  Kemarin

            hamba telah meletakkan selendang itu di pojok kamar
            Tuan Putri. Tidakkah Tuan Putri melihatnya?”

                Putri  Komala  mendelik tak  suka,  “Kalau  aku

            melihatnya,  mengapa  aku  harus  teriak-teriak  ke sana

            kemari. Ah!”
                “Mari  saya  antar,  kita  kembali  ke  kamar  dan

            mencarinya       bersama.”     Dayang      Biru    berusaha

            menenangkan Putri Komala yang masih tampak marah.

            Kelelahan Dayang Biru bagai naik berlipat-lipat ketika
            menghadapi tabiat Putri Komala. Namun, tetap ia ajak

            Putri Komala menuju kamar.

                Langkah Dayang Biru terhenti saat memandang isi

            kamar  Putri  Komala.  Mungkin  kata  yang  paling tepat
            untuk  menggambarkan  keadaan  kamar  yang  porak-

            poranda tersebut adalah seperti kapal pecah. Selimut

            berserakan  di lantai  kamar.  Baju-baju  yang  sudah

            dirapikan  para  dayang  tidak  tahu  lagi  posisinya  ada






                                                                       39
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54