Page 1 - BUKU-KONTRUKSI-BAB-II
P. 1

2

                     PEMBAGIAN DAERAH B DAN D

                                    PADA STRUKTUR





                   2.1    Distribusi Regangan dan Tegangan Pada Daerah B & D

                   Sebagai dasar untuk perancangan elemen struktur Schlaich, Schäfer, dkk
                   [4,5]  menyimpulkan bahwa  struktur  dapat  dibagi  dalam dua daerah.
                   Daerah di  mana hypotesa  Bernoulli  berlaku,  yaitu daerah dengan
                   distribusi regangan bersifat linear, dinamakan sebagai daerah  B  (beam,
                   Bernoulli). Sedangkan untuk daerah di mana  distribusi regangan bersifat
                   non-linear  dinamakan sebagai  daerah D  (discontinuity,  disturbance).
                   Pada daerah D  ini ditandai  dengan adanya diskontinuitas  yang
                   disebabkan karena adanya perubahan  geometri,  statika, ataupun
                   kombinasi  dari  keduanya. Untuk itu,  pada tahap awal  perancangan
                   seluruh  bagian  struktur  perlu  dilakukan pembagian  dalam dua daerah,
                   yaitu sebagai daerah B dan D. Pada struktur beton, kita mengenal pada
                   daerah  B di  mana hyphotesa Bernoulli berlaku, kita dapat  memberikan
                   rencana penulangan berdasarkan standar penulangan yang sudah tersedia,
                   dimana perhitungan penulangan memangdidasarkan pada kondisi
                   hypotesa  Bernoulli berlaku. Sebaliknya pada daerah D  di  mana terjadi
                   adanya diskontinuitas pada bagian struktur maka kita mengenal didaerah
                   tersebut  hyphotesa  Bernoulli  TIDAK berlaku.  Untuk  itulah dikatakan
                   pada daerah  D   beton  struktural   harus direncanakan  dengan  cara
                   tersendiri,  yaitu dengan  model strat  dan pengikat  (strut-and-tie model)
                   seperti yang ditentukan dalam SNI 2847-2013 pasal 10.2.2.
                   Untuk memahami perbedaan daerah D  dan  B secara  fisik,  kita dapat
                   memperhatikan  perbedaan perubahan deformasi atau bentuk pada daerah
                   sekitar terjadinya diskontinuitas dibandingkan dengan daerah yang jauh
                   dari tempat terjadinya diskontinuitas tersebut. Sebagai contoh, perhatikan
                   bagaimana  pola deformasi  suatu kolom  pendek  dengan  lebar b  yang
                   dibebani beban terpusat P, seperti ditunjukkan pada Gambar 2-1.


                   BAB II - Pembagian Daerah B dan D Pada Struktur                       9


                                                      9
   1   2   3   4   5   6