Page 10 - KelasIX BahasaIndonesia BG.pdf
P. 10
Pada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang
berbincang-bincang tentang masa depan keluarganya. Ketika
itu, ketujuh anak mereka sudah tidur dengan pulas. “Wahai
Kakanda”, kata Putri Tangguk kepada suaminya sambil
menghela napas panjang. “Kita telah bekerja terus-menerus
dan tidak henti-henti menuai padi. Hamba merasa sangat lelah.
Anak-anak kita pun tidak terurus lagi. Lihatlah anak-anak kita
yang tidak pernah lagi berdandan. “Ya,” jawab suaminya sambil
duduk! Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma
lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh. Hujan yang
turun malam itu sangat lebat membuat suasana tempat tinggal
Putri Tangguk semakin sunyi.
Keesokan harinya, pagi yang masih dingin tidak
menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya pergi ke sawah
untuk menuai padi. Pekerjaan itu biasa mereka lakukan setiap
pagi demi memenuhi kebutuhan keluarga. Jalan menuju huma
yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk beserta
suami dan anak-anaknya sering tergelincir. Bahkan, anak-
anaknya ada juga yang terjatuh. Perempuan setengah baya itu
tampak kesal.
“Jalan licin!” terdengar Putri Tangguk menyumpah. “Hari ini
kita tidak perlu lama bekerja. Padi yang tertuai kita tumpahkan
di jalan ini sebagai pengganti pasir. Besok kita masih dapat
menuai padi,” kata Putri Tangguk sambil menggerutu. Hari
itu mereka cepat kembali ke rumah. Padi yang sudah tertuai,
mereka taburkan di sepanjang jalan yang mereka lalui. Mereka
berharap jalan yang selalu mereka lalui tidak licin lagi.
Keesokan malam anak Putri Tangguk terbangun dan menangis
meminta nasi untuk makan. Putri Tangguk pergi ke dapur untuk
mengambil nasi. Ketika tutup periuk dibuka, Putri Tangguk
terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan
menuju lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras dan
padi. Ia sangat terkejut ketika melihat lumbung itu kosong.
Dengan setengah berlari, Putri Tangguk menuju lumbung yang
lain. Ia semakin terkejut karena di dalam ketujuh lumbung padi
yang dimilikinya tidak ada sebutir beras atau padi pun. Setelah
menyampaikan apa yang ditemuinya itu kepada suaminya,
Putri Tangguk dan suaminya bergegas berangkat menuju huma
12 Kelas IX SMP/MTs
Di unduh dari : Bukupaket.com