Page 36 - kumpulanan-materi-BK
P. 36

(IQ)  kita.  Kecerdasan  intelektual  tidak  ada  nilainya  jika  emosi  lebih  dan
             tidak terkendali. Misalnya, berapa banyak orang yang meiliki skor IQ tinggi,
             namun  gagal  meraih  prestasi  karena  sikapnya  yang  sering  marah-marah
             dan mudah putus asa.
                 Kecerdasan  emosional  adalah  kemampuan  untuk  “mendengarkan”
             bisikan  emosi.  Selain  itu,  kecerdasan  emosional  dapat  menjadi  sumber
             informasi  penting  untuk  memahami  diri  sendiri  dan  orang  lain  demi
             mencapai  sebuah  tujuan.  Kecerdasan  emosional  juga  mencakup
             kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya saat menghadapi
             situasu yang menyenangkan ataupun menyakitkan. Misalnya, orang yang
             memilii  kecerdasan  emosional  tinggi  tidak  akan  meminta  sesuatu  ketika
             orangtuanya sedang sedih atau kesal. Orang tersebut akan berpikir bahwa
             hal itu akan semakin memperburuk suasana dan ia tidak akan mendapat
             sesuatu yang diinginkan.
                 Kecerdasan emosional mencakup lima bidang utama, yaitu mengelola
             emosi  (menunda  kepuasan  dan  mengendalikan  dorongan),  mampu
             memotivasi  diri  dan  disiplin  diri  untuk  mencapai  keinginan,  mengetahui
             emosi seseorang, mempertimbangkan emosi orang lain, serta menangani
             hubungan antara dirinya dan orang lain.
                 Kebutuhan  emosional  dapat  diupayakan  sejak  kanak-kanak  dari
             orangtua  mereka.  Jika  terus-menerus  keperluan  emosional  seseorang
             terpenuhi, kecerdasan emosionalnya juga cenderung tinggi.
                 Meningkatkan  kecerdasan  emosional  dapat  dilakukan  dengan  cara-
             cara berikut.
             a.  Melatih diri agar bersikap tenang. Orang yang tidak tenang tidak akan
                 punya  kemampuan  berpikir  jernih,  sehingga  langkah  yang
                 ditempuhnya  cenderung  tidak  memiliki  perhitungan  baik  dan  buruk.
                 Jika menghadapi masalah atau kejadian apa pun, cobalah diam sesaat,
                 tarik  napas  panjang,  lalu  keluarkan  secara  perlahan-lahan.  Ucapkan
                 dengan  penuh  penghayatan  sebuah  kalimat  baik,  misalnya  “itu  hal
                 yang  mudah”,  “Tuhan,  tolong  aku”,  atau  “Aku  pasti  bisa
                 menyelesaikannya”.
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41