Page 10 - E-BOOK KONSEP BERPIKIR DALAM SEJARAH
P. 10
E-BOOK KONSEP BERPIKIR DALAM SEJARAH SAMISANOV
perjalanannya. Kronik tersebut dapat dijadikan sebagai sumber sejarah dan suatu bangsa
atau negara yang pernah dilalui oleh para musafir, pujangga atau pendeta tersebut. Para
musafir, pujangga maupun pendeta mencatat segala peristiwa yang pernah dilihat atau
dialaminya pada daerah yang pernah dilalui dan disinggahinya. Di mana pun mereka
singgah, maka daerah dan kehidupan masyarakatnya menjadi titik tolak penulisannya
(tugassekolah.com).
7. Cara berpikir Sinkronik
Definisi dari sinkronis dalam sejarah berarti berpikir yang meluas dalam ruang tetapi
terbatas dalam waktu. Cara bepikir sinkronis ialah dengan memahami suatu peristiwa di
suatu tempat dalam kurun waktu yang sama. Dengan berpikir sinkronis kita dapat
memahami peristiwa sejarah secara horizontal (meluas) dengan melihat suasana yang
terjadi pada suatu peristiwa bukan hanya tahu peristiwa secara kronologi (berurutan).
Ciri-ciri konsep sinkronik; (1) Mengkaji pada masa tertentu, (2) Menitik beratkan
pengkajian pada strukturnya (karakternya), (3) Bersifat horizontal, (4) Tidak ada konsep
perbandingan, (5) Cakupan kajian lebih sempit, (7) Memiliki sistematis yang tinggi, (8)
Bersifat lebih serius dan sulit (hariansejarah.id). Berikut contoh studi kasus penerapan
konsep sinkronis.
a. Suasana di Jakarta Saat Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Pembacaan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa yang paling
bersejarah dan paling penting bagi bangsa Indonesia dan memiliki arti yang begitu
hikmat bagi segenap bangsa Indonesia serta menandai kelahiran baru.
b. Keadaan Ekonomi di Indonesia pada Tahun 1998
Keadaan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 sangatlah terpuruk. Terjadi
kerusuhan dimana-mana. Bahkan sampai presiden Soeharto mengundurkan diri.
Terdapat banyak hutang perusahaan dan negara yang jatuh tempo pada tahun 1998
yang membuat banyak perusahaan gulung tikar
c. Suasana pada saat tragedi G30S/PKI
Tragedi G30S/PKI terjadi pada tanggal 1 Oktober. Pada saat itu, terjadi penculikan dan
pembunuhan 7 jendral tentara dan beberapa orang lainnya. Soeharto pada saat itu
diperintah untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Soekarno. Soekarno
berhasil menuju Istana Presiden di Bogor. Soeharto bersama pasukan yang ia pimpin
berhasil mengambil kontrol semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh pelaku
G30S/PKI.
CREATED NINA WIJIATI 10