Page 186 - SEJARAH WAJIB KELAS X_Neat
P. 186

suatu bentangan air  yang  sangat luas. Setiap perubahan warna,
                 pola gerak air,  bentuk gelombang, jenis burung, dan ikan yang
                 mengitarinya dapat membantu pelaut dalam mengambil keputusan
                 atau tindakan  untuk menentukan arah perjalanan. Sejak dulu
                 mereka  sudah mengenal teknologi arah angin dan musim untuk
                 menentukan perjalanan pelayaran dan perdagangan.  Kapal
                 pedagang yang berlayar ke  selatan menggunakan musim utara
                 dalam Januari atau Februari dan kembali lagi pulang jika angin
                 bertiup dari selatan dalam Juni, Juli, atau Agustus. Angin musim
                 barat daya di Samudra Hindia adalah antara April sampai Agustus,
                 cara yang paling diandalkan untuk berlayar ke timur. Mereka dapat
                 kembali pada musim yang sama setelah tinggal sebentar—tapi
                 kebanyakan tinggal untuk berdagang—untuk menghindari musim
                 perubahan yang rawan badai dalam Oktober dan kembali dengan
                 musim timur laut.


                       Bacaan berikut  akan memaparkan  tentang  aktivitas
                 perdagangan  antarpulau  pada masa awal perkembangan  Islam
                 di Indonesia. Memahami  aktivitas  pelayaran dan perdagangan
                 antarpulau yang membawa  serta pesan-pesan agama ini dapat
                 menjadi  pelajaran dan menambah  rasa syukur terhadap  Tuhan
                 Yang Maha Esa.


                 „     Memahami Teks

                       Berdasarkan data arkeologis seperti prasasti-prasasti maupun
                 data historis berupa berita-berita asing, kegiatan perdagangan di
                 Kepulauan Indonesia sudah dimulai sejak abad pertama Masehi. Jalur-
                 jalur pelayaran dan jaringan perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan
                 negeri-negeri di Asia Tenggara, India, dan Cina terutama berdasarkan
                 berita-berita Cina telah dikaji, antara lain oleh W. Wolters (1967).
                 Demikian pula dari catatan-catatan sejarah Indonesia dan Malaya
                 yang dihimpun  dari sumber-sumber  Cina oleh W.P Groeneveldt,
                 telah menunjukkan adanya jaringan–jaringan perdagangan antara
                 kerajaan-kerajaan di Kepulauan Indonesia dengan berbagai negeri
                 terutama dengan Cina. Kontak dagang ini sudah berlangsung sejak



                                                                                  Sejarah Indonesia  177
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191