Page 16 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 DESEMBER 2018
P. 16

Triyono, maka pengusaha telah mengalihkan tanggung jawab atas risiko-risiko baik
               itu kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dan pensiun kepada BPJS Ketenagakerjaan,
               sehingga  apabila  muncul  risiko,  BPJS  Ketenagakerjaan  yang  akan  membayar
               manfaat  tersebut.  Sementara  jika  pekerja  tidak  didaftarkan  menjadi peserta  BPJS
               Ketenagakerjaan,  maka  akan  tetap  menjadi  tanggung  jawab  pengusaha  karena
               apabila terjadi risiko, pengusaha harus membayar manfaatnya dan secara ekonomi
               akan membebani keuangan perusahaan.

               Hal  sama  juga  ditegaskan  Direktur  Utama  BPJS  Ketenagakerjaan  Agus  Susanto
               seusai  menerima  penghargaan  "The  Best  Indonesia  Leader  2018-2019"  kategori
               "Category Goverment Company" pada kegiatan "Indonesia Leaders Award" di Hotel
               Sahid  Jaya  Solo,  Jumat  (21/12)  bahwa  jaminan  sosial  adalah  hak  bagi  pekerja,
               sehingga jika pekerja tidak mendapat jaminan sosial maka pekerja akan kehilangan
               haknya dan aturan tersebut sudah tertuang dalam undang-undang.

               "Jika pekerja belum didaftarkan di BPJS Ketenagakerjaan, ketika pekerja mengalami
               kecelakaan  kerja  maka  sepenuhnya  menjadi  tanggung  jawab  perusahaan.  Dan
               tentunya hal itu akan cukup mengganggu operasional perusahaan. Oleh karena itu,
               kami imbau agar didaftarkan program BPJS Ketenagakerjaan," kata Agus Susanto.

               Moch  Triyono  menegaskan  bahwa  mendaftarkan  pekerja  untuk  mendapatkan
               jaminan ketenagakerjaan tetap menjadi tanggung jawab pemberi kerja, hanya saja
               dialihkan  sebagian  risiko  kepada  BPJS  Ketenagakerjaan  dan  hal  tersebut  dapat
               mengurangi beban perusahaan atau pemberi kerja.

               "Program  BPJS  Ketenagakerjaan  telah  menjadi  kebutuhan  pekerja  baik  pekerja
               formal maupun nonformal  dalam menjalankan aktivitasnya,  karena  iuran bulannya
               juga tidak memberatkan hanya Rp16.800, sementara manfaat yang didapatkannya
               sangat besar," katanya.

               Moch Triyono mengambarkan untuk pekerja informal dengan upah Rp1 juta per bulan
               dan membayar iuran Rp16.800 per bulan, telah mendapatkan perlindungan jaminan
               sosial ketenagakerjaan dengan dua program yakni JKK dan JKM yang manfaatnya
               bila peserta mengalami musibah dan perawatan ditanggung sesuai kebutuhan medis
               dan apabila meninggal dunia, ahli waris mendapatkan santunan sebesar Rp24 juta.

               Jika dikalkulasi, lanjutnya, tentu keuntungannya berlipat-lipat dengan menjadi peserta
               BPJS  Ketenagakerjaan  karena  hanya  dengan  iuran  Rp16.800  per  bulan,  telah
               mendapatkan jaminan dan ketenangan dalam bekerja.

               "Pekerja  yang  sudah  dilindungi  dengan  program  JKK,  JKM,  JHT,  dan  Jaminan
               Pensiun, mereka akan lebih tenang dalam bekerja, lebih mudah menciptakan kondisi
               hubungan  industrial  yang  harmonis.  Itu  artinya,  pekerja  akan  lebih  produktif  dan
               perusahaan lebih memiliki kesempatan mendapatkan laba lebih besar," katanya.

               Dwi Maryoso menambahkan bahwa jaminan sosial ketenagakerjaan telah menjadi
               kebutuhan  masyarakat  dan  sifatnya  universal  karena  program  jaminan  sosial
               ketenagakerjaan  tersebut  telah  didesain  untuk  memenuhi  kebutuhan  dasar  yakni
               JKK, JKM, JHT, dan Jaminan Pensiun.



                                                       Page 15 of 102.
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21