Page 35 - VETNESIA EDISI 32
P. 35
RISET DAN KASUS
waktu 33 hari (Vorster, 2008). Virus
bisa ditemukan pada cairan
hidung, mata, semen, air susu,
darah dan air liur sapi hingga
waktu 11 hari. Dalam semen sapi,
LSDV tahan hingga waktu 22 hari
(Gari et al., 2010). Virus LSD tahan
hingga 6 bulan pada pakaian
pekerja kandang, peralatan yang
terkontaminasi serta mampu hidup
selama lebih 4 hari dalam tubuh
insekta (Lefevre et al., 2010).
Gejala klinis dan epidemiologis
PD DALAM berlangsung 24 minggu
Masa inkubasi penyakit
MENDIAGNOSA LSD (Tuppurainen et al, 2012).
Morbiditas penyakit berkisar 10
20%, mortalitas berkisar 15%
(OIE, 2017). Lesio berupa benjolan
Oleh : Drh. Sulaxono Hadi dan atau nodul kecilkecil berukuran 2
(1)
Drh. Ratna Loventa Sulaxono (2) 7 cm muncul pada permukaan
kulit sapi terserang. Nodul
Penulis adalah Medik Veteriner Ahli Madya (1) dan Medik Veteriner Ahli bertektur keras terbentuk dari lapis
Pertama (2) keratin kulit. Lesio awal pada kulit
Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan penyakit viral menular yang
mengglobal dan sudah berada di negara tetangga, semenanjung
Malaysia. Penyakit ini membawa dampak kerugian ekonomi yang
besar karena menimbulkan kelainan patologis pada kulit sapi,
terjadinya kekurusan, produksi susu yang menurun pada sapi perah.
Kelainan pada kulit yang begitu hebat dapat berdampak pada industri
yang berbahan baku kulit. Kasus penyakit pertama kali ditemukan di
Zambia tahun 1929, merambat ke negara sekitarnya di Afrika. Pada
tahun 19431945 kasus ditemukan di Botswana dan Zimbabwe dan
Republik Afrika Selatan. Dari tahun 19291986, LSD menjadi
permasalahan di negaranegara kawasan gurun Sahara termasuk Gejala klinis LSD berupa benjolan pada
Madagaskar. Pada tahun 2012, LSD menyebar ke kawasan Timur kulit sapi dewasa
Tengah. Negara di Timur Tengah, Oman, Yaman, Israel, Kuwait,
Bahrain, Mesir, Iran, Arab Saudi, Lebanon, Yordania, dan Emirat Arab mudah teramati pada bagian yang
terserang oleh LSD (Zeinalova et al., 2016). Penyakit menyebar ke tidak berbulu seperti pada perineal,
Eropa, Asia Selatan dan sampai ke negaranegara di Asia Tenggara. ambing, cuping hidung, sekitar
LSD terutama menyerang sapi, tetapi bisa ditemukan pada kambing, kelopak mata. Beberapa sapi
domba dan satwa ruminansia. mengalami keratokonjungtivitis,
mata tampak putih dan buta.
LSD terjadi secara akut,
Penyebab
subakut dan kronis pada semua
ras sapi dan umur sapi. Bos taurus
Infeksi LSD disebabkan oleh
LSDV, virus dari famili poxviridae lebih peka terserang LSD daripada
subfamili Chordopoxvirinae, genus Bos indicus. Sapi perah Friesian
Capripoxvirus. Virus memiliki Holstein (FH) dan Jersey
amplop, berbentuk seperti oval, merupakan sapi yang peka
ovoid virionnya berukuran 220450 terhadap serangan LSDV (Kumar,
nm dan 140450 nm. 2011). Pada sapi perah, kasus
LSDV resisten terhadap panas, lebih banyak dijumpai pada masa
tetap hidup dalam kondisi beku puncak produksi yang
maupun saat proses thawing. Virus Struktur molekuler virus LSD (Gumbe, 2018) menyebabkan produksi susu turun
inaktif pada suhu lebih dari 60oC, serta terjadinya mastitis.
sangat tahan terhadap tekanan mampu bertahap hidup pada Sapi terserang mengalami
o
fisik maupun kimiawi. Virus tetap rontokan nekrose kulit hingga demam hingga 41 C, produksi
Agustus 2021 35