Page 103 - SEJARAH SOSIAL JAMBI
P. 103

92

              Sumatra  Barat.  Dengan  usaha  ini maka kegiatan  dalam  bahan
             maka.Iian  dapat  dimonopoli  dan  berhasil  melaksanakan  kerja
             paksa  (rodi)  bagi  masyarakat  terutama  pada  onderneming-
             ondernemiTl!l  Belanda.

                  Politik  Pemerintah  Kolonia!  Belanda  itu  temyata  dapat
             berhasil baik,  karena tertutupnya ekspor ke luar daerah dari ha-
             sil  bahan makanan itu berakibat jatuhnya harga bahan makanan
             di daerah Jambi. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengalill-
             kan  usaha  pertanian  mereka  kepada  usaha  perkebunan  karet,
             sehingga  sawah-sawah  pertanian  mereka  jadi  terlantar.  Namun
             hal ini  kemudian  mempunyai efek yang buruk bagi masyarakat,
             yaitu  mereka  kekurangan  bahan  makanan.  Untuk  memenuhi
             kekurangan  bahan  makanan  ini  kemudian  pihak  Belanda men-
             datangkan  beras  dari  Singapura.  Hal  ini sebenamya memang su-
             dah direncanakan oleh  Belanda, agar masyarakat kehidupannya
             merasa  tergantung  dari  Pemerintah Kolonia! Belanda  sehingga
             mereka  mudah  untuk  diajak  berunding  sesuai yang  diinginkan
             pihak Belanda sendiri.
                  Di  samping  faktor  politik Belanda  dalam menguasai bahan
             makanan  itu,  maka  menanjaknya  harga  karet,  menyebabkan
             perkebunan  karet  berkembang  dengan  pesat.  Pada  tahun  1912
                                                                      1 1
             harga  karet  di  Singapura  telah  mencapai  5.200,00  perton.  )
             Dalam  hal  perkembangan  populasi  tanaman  karet  ini  pada ta-
             hun  1907  mencapai  5.796 batang,  tahun  1912 mencapai 2juta
             batang dan  tahun  1914  di  Muara  Tern besi  saja  mencapai 4 ju ta
             batang  serta  di  Jam bi  (  onderafdeeling)  lebih  dari  2  ju ta  ba-
                   2
             tang.1  )
             5.2.3  Perikanan
                  Usaha  dalam  bidang  perikanan  masih  bersifat tradisional
             baik  penangkapan  ikan  yang  dilakukan  di  sungai  atau  danau
             (perikanan  darat)  maupun  yang  dilakukan  di  laut  (perikanan
             laut).
                  Dalam  hal  perikanan  darat  mayoritas  masih  bersifat
             alamiah,  karena sekitar 70% sasaran mereka adalah sungai lepas,
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108