Page 55 - MODUL DIGITAL ASAM BASA BERMUATAN CERITA PENDEK BERBASIS KEARIFAN LOKAL KOTA SEMARANG
P. 55
“Jadi, untuk tahu kalau pH dari pengolahan limbah itu tepat mencapai nilai baku
mutu pH 6-9 gimana caranya, Bar?” Timpal Aruna sambil mengerutkan keningnya.
“Pengukuran pH biasanya dilakukan sama alat bantu digital khusus, namanya
pH meter. pH meter ini bentuknya kayak elektrode yang bakal kehubung ke sebuah
alat elektronik, dari situ nantinya nilai pH akan muncul secara otomatis, Run.” Papar
Bara, jemari tangannya bergerak dan membentuk siluet, berusaha memberikan
gambaran kepada Aruna mengenai alat pH meter.
Aruna mengangguk pelan, paham dengan penjelasan Bara.
“Ada juga sih indikator lain buat mengukur nilai pH. Tapi, untuk pengolahan
limbah, pH meter dinilai paling mudah dan akurat penggunaannya. Kalau nanti kamu
udah di kelas XI, bakal diajarin ada macam-macam indikator pengukur pH, tuh.
Contohnya ada indikator alami dari bahan alam kayak kunyit dan kulit manggis. Ada
juga indikator buatan, contohnya pH meter tadi, terus ada kertas lakmus. Sama ada
satu lagi, namanya larutan indikator seperti bromtimol biru sama fenolftalein.”
Tambah Bara. Bara melangkah pelan, dia berdiri di pinggir tiang besi pembatas antara
sungai dan daratan. Angin utara berhembus, menerpa sedikit helai rambutnya yang
tidak tertutup oleh snapback.
Aruna mengikuti tindakan Bara, dia melangkah maju. Tangannya memegang
besi pembatas yang sebagian besar catnya telah mengelupas dan tampak korosi di
beberapa bagian. Pandangannya menyapu pada perairan yang menghampar di sekitar,
beberapa daun kering dari pohon asam jawa mengapung di permukaannya. Begitu
tenang, menyisipkan sebuah kesejukan di relungnya.
“Pewarna batik yang digunakan sekarang oleh pengrajin pastilah mengandung
bahan kimia, jadi limbah yang dihasilkan harus diolah dulu di mesin IPAL. Lalu,
apakah ada bahan pewarna alami yang tidak menimbulkan impact buruk terhadap
lingkungan, Bar? Ya, mungkin dengan adanya bahan alami setidaknya persoalan
limbah buangan batik dapat diminimalisir.” Aruna menoleh kepada Bara.
Lelaki itu menghela napas perlahan, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan
dari Aruna.
“Tentu ada. Sekarang kita sedang berinovasi dan menggencarkan pewarnaan
batik menggunakan bahan alami seperti contohnya kunyit, kulit manggis, dan kayu
mahoni. Tetapi pewarnaan menggunakan bahan alami membutuhkan proses yang
lebih lama, sehingga harga batik yang dihasilkan juga lebih mahal.” Papar Bara.
DAFTAR ISI
44