Page 53 - MODUL DIGITAL ASAM BASA BERMUATAN CERITA PENDEK BERBASIS KEARIFAN LOKAL KOTA SEMARANG
P. 53

lupa kalau ia ada janji dengan Aruna untuk melihat IPAL, dia baru teringat setelah dia

                  selesai melakukan sembahyang pagi di pura.
                        “Its okay, gak apa-apa Bar. Aku suka duduk di sini, tempatnya nyaman. Untung

                  tadi  aku  bawa  buku  juga,  jadi  gak  suntuk,  hehe.”  Aruna  menunjukkan  buku  The
                  Alchemist yang ia baca barusan.

                        “Wah bener nih gak apa-apa. Aku telat setengah jam loh, ini.” Ucap Bara sambil
                  memperhatikan arloji di tangannya.

                        “Iya, its okay Albarian Danadyaksa. Kayaknya kamu harus sering baca buku self

                  improvement deh, biar nggak mudah overthinking dan merasa bersalah begini.” Aruna
                  berusaha meyakinkan Bara.

                        Bara  hanya  mengulas  senyumnya  tipis.  Ia  duduk  di  bangku  kosong  sebelah
                  Aruna.

                        “Jadi kita mau ke IPAL kapan, nih? Ayah tadi udah ke sana duluan sih.” Tanya
                  Bara memastikan.

                        “Sekarang,  dong.  Yuk!”  Seru  Aruna  yang  langsung  bangkit  dari  bangkunya.

                  Bara mengikuti langkah kaki kecil milik Aruna. Tak lama mereka telah tiba di IPAL
                  dekat cluster rumah mereka. Di sana telah ada Pak Made dan beberapa petugas IPAL

                  sedang  bercakap-cakap.  Dilihat  dari  gerak  tubuhnya  mereka  sedang  melakukan

                  monitoring  dan  pemeliharaan  rutin.  Tak  ingin  mengganggu,  Bara  memutuskan
                  mengajak  Aruna  melihat  IPAL  dari  sisi  yang  berlawanan  dengan  para  petugas.

                  Mereka berdiri di bawah  pohon asam jawa yang sepertinya sudah berumur puluhan
                  tahun, melindungi diri dari teriknya sinar mentari pagi Kota Semarang.

                        Aruna memfokuskan arah pandangan netra matanya terhadap IPAL  yang Bara
                  tunjukkan.  Terdapat  beberapa  chamber  dengan  bentuk  seperti  kapsul  dan  persegi

                  panjang yang sepertinya terbuat dari lempengan tebal besi dan beton. Beberapa mesin

                  pompa diletakkan di beberapa tempat, didominasi oleh cat berwarna biru.
                        “Jadi  Run,  seperti  yang  aku  ceritakan  kemarin.  Limbah  dari  industri  batik  di

                  daerah Bubakan ini harus diolah terlebih dahulu di IPAL sebelum dibuang ke badan
                  sungai.  Pengolahan  limbah  dari  industri  batik  dipastikan  harus  memenuhi  standar

                  baku mutu air limbah yang aman bagi lingkungan yaitu kisaran pH 6-9.” Kata Bara
                  tanpa ragu, matanya berbinar saat menjelaskan itu semua.

                        Dari  jarak  sekian  jengkal,  Aruna  dapat  melihat  dengan  jelas  keseriusan  dan

                  binar yang terpancar dari manik mata Bara. Aruna menghembuskan  napasnya pelan,
                  dia memberikan jeda pada sel neuron di otaknya untuk mencerna penjelasan tersebut.




                                                                                                 DAFTAR ISI
                                                           42
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58