Page 34 - Biologi SMK Semester 2
P. 34

Pupuk  biologis  Trichodermasp  akan  meningkatkan  efisiensi  pemupukan.  Pada

                        tanah  yang  tandus  pemberian  pupuk  organik  Trichodermasp  dan  pupuk  kimia  secara
                        bersamaan  akan  memberikan  hasil  yang  maksimal  daripada  pemberian  pupuk  organik
                        atau  pupuk  kimia  secara  terpisah  walaupun  dengan  jumlah  yang  banyak.  Dengan

                        pemberian pupuk organik akan menghemat penggunaan pupuk kimia. Biasanya penyakit
                        layu dan busuk pangkal batang pada tanaman disebabkan oleh jamur fusarium sangat sulit
                        dikendalikan dengan fungisida kimia. Oleh karena itu tidak ada salahnya kita mencoba

                        mengaplikasikan  pupuk  biologis  dan  biofungisida  Trichoderma  sp  pada  tanaman  kita
                        untuk mencegah penyakit akar dan busuk pangkal batang yang dapat menyebabkan layu

                        tanaman.
                           a.  Perbanyakan Jamur Trichoderma

                               Jamur Trichodermasp  dapat digunakan sebagai agensia hayati pengendali
                        penyakit tanaman. Potensi  jamur  Trichoderma  sebagai  jamur  antapengendali gonis

                        yang  bersifat preventif  terhadap serangan penyakit tanaman, telah menjadikan jamur
                        tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme
                        pengganggu  tumbuhan   (OPT).   Disamping  karakternya  sebagai   antagonis diketahui

                        pula  bahwa Trichodermasp.  Juga  berfungsi sebagai    dekomposer dalam pembuatan
                        pupuk organik. Aplikasi jamur Trichoderma pada pembibitan tanaman menjadi
                        perlindungan preventif oleh tanaman.

                           b.  Peremajaan Trichoderma
                               Trichoderma viride FNCC 6013 yang berasal dari isolat murni diambil sebanyak

                        satu
                        kawat ose dan diinokulasikan pada media agar miring  PDA (potato dextroagar) secara

                        berulang sampai tiga kali. Setelah itu dilakukan pemindahan inokulum pada erlenmeyer
                        yang  berisi  media  fermentasi  cair  secara  aseptik.  Media  fermentasi  tersebut  kemudian
                        diinkubasi  pada  inkubator  bergoyang.  Komposisi  media  fermentasi  untuk

                        mengembangbiakkan khamir terdapat pada Tabel 1.3.  Peran kapang untuk Bahan pangan
                        pada Tabel 1.4.

                                      Komposisi                               Jumlah (g/L)
                                    Ekstrak khamir                                 30
                                        Pepton                                     20
                                       Amilosa                                     10
                                      (NH4)2SO4                                    2,0
                                        CaCl2                                      2,0
                                      terdMgSO4                                    0,5




                                                                                              .  21
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39