Page 133 - FullBook Keperawatan Gerontik
P. 133

116                                             Keperawatan Gerontik


              10.2 Konsep Kematian pada Lansia


              Kematian adalah tahap terakhir kehidupan yang dialami setiap manusia. Saat
              mendekati akhir dari kehidupan, orang-orang mungkin banyak mengeksplorasi
              makna  kehidupan  dan  mempertanyakan  kemungkinan  adanya  kehidupan
              setelah kematian. Orang dewasa yang lebih tua dikaitkan lebih dekat dengan
              kematian daripada orang muda, namun orang tua belum tentu siap untuk mati
              (Wallace,  2008).  Kematian  adalah  pengalaman  yang  tak  terhindarkan  dan
              bersifat  universal  bagi  semua  manusia.  Kematian  adalah  kenyataan  yang
              paling  sulit  dan  menyakitkan  bagi  siapapun  untuk  dihadapi.  Meskipun  ada
              kepastian, berhentinya hidup sering kali ditangani dalam istilah amarah dan
              ketakutan. Manusia sangat enggan menerima kematiannya (Adinkrah, 2018).
              Kematian  adalah  bagian  dari  kehidupan,  sama  seperti  kelahiran.  Kematian
              merupakan proses normal, puncak dari seluruh masa hidup, dan merupakan
              akhir  dari  proses  penuaan.  Banyak  orang  tidak  mau  dan  mungkin  takut,
              menghadapi  kenyataan  bahwa  kematian  tidak  bisa  dihindari.  Beberapa
              keyakinan  mendukung  rasa  takut  akan  kematian,  sedangkan  yang  lain
              mencerminkan  penerimaan  kematian  sebagai  hal  yang  wajar.  Persepsi
              kematian sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, agama, dan sosial. Dengan
              bertambahnya  populasi  lansia  dan  peningkatan  penyakit  kronis,  anggota
              keluarga akan merawat lebih banyak lansia di masa depan (Tyson, 1999).
              Faktor keluarga dan budaya, peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seringkali
              memberikan  momen-momen  penting  yang  memengaruhi  pilihan  seseorang
              ketika menghadapi akhir hidupnya dan kematian yang akan datang lebih cepat.
              Fokus perawatan di akhir hidup harus berpusat pada penyakit terminal dengan
              perawatan  medis,  dukungan,  dan  intervensi  yang  diarahkan  pada  kualitas
              hidup dan kenyamanan daripada pada memperpanjang penderitaan atau proses
              kematian,  jika  itu  yang  diinginkan  pasien.  Dalam  menentukan  keinginan
              pasien  untuk  mendapatkan  perawatan  di  akhir  hayat,  kebutuhan  fisik,
              emosional, psikososial, dan spiritual mereka harus dipenuhi (Mauk, 2006).
              Berikut adalah contoh aspek asuhan keperawatan di akhir kehidupan:

              1.  Komunikasi
              2.  Perawatan fisik
              3.  Perawatan spiritual
              4.  Perawatan emosional
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138