Page 136 - FullBook Keperawatan Gerontik
P. 136
Bab 10 Konsep dan Respon Kematian pada Lansia 119
sendiri. Sikap berbeda terhadap kematian ada di antara orang tua. Profesional
dan anggota keluarga dapat mengatasi ketakutan orang yang sekarat,
meminimalkan rasa sakit dari proses sekarat, dan membantu individu untuk
mencapai kematian yang baik (Hooyman and Kiyak, 2011). Sangat perlu
merencanakan kematian yang damai pada orang tua.
Kunci menuju kematian yang damai adalah mencapai komponen kehidupan
dengan damai saat mengalami kematian seperti (Mauk, 2006):
1. Menanamkan kenangan indah
2. Menghindari penderitaan, dengan menghilangkan rasa sakit dan
gejala lainnya
3. Menjaga kewaspadaan, kontrol, privasi, martabat, dan dukungan
4. Siap secara rohani
5. Mengucapkan selamat tinggal
6. Meninggal dengan tenang
10.3 Prinsip Kematian pada Lansia
Berikut merupakan beberapa dimensi dari kematian lansia (Wallace, 2008;
Wallace, Meredith; Grossman, 2008):
10.3.1 Dimensi Fisik
Dimensi fisik dari end of life pada orang tua berfokus pada pasien bebas dari
rasa sakit. Klien harus dikaji secara teratur untuk mengetahui adanya nyeri. Ini
dapat dilakukan dengan alat ukur nyeri. Intervensi farmakologis dan
nonfarmakologis harus dilakukan dengan jadwal teratur untuk memastikan
kematian tanpa rasa sakit. Tidak ada orang tua yang meninggal dalam
kesakitan. Dimensi fisik juga berfokus pada penurunan kemampuan fungsional
orang tua. Kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari harus
dikaji setiap hari. Gejala fisik lain yang umum terjadi pada akhir hidup
termasuk dispnea, batuk, anoreksia, sembelit, diare, mual, muntah, dan
kelelahan.