Page 165 - FullBook Keperawatan Gerontik
P. 165
148 Keperawatan Gerontik
pada lanjut usia. ICOPE mencakup intervensi berbasis bukti untuk mengelola
penurunan lanjut usia yang meliputi mobilitas, nutrisi, penglihatan,
pendengaran, kognitif, suasana hati dan sindrom inkontinensia urin serta resiko
jatuh.
12.4 Pendidikan Keperawatan
Kurikulum inti Pendidikan keperawatan Indonesia memasukan mata kuliah
keperawatan gerontik. Capaian pembelajaran meliputi kemampuan
menjelaskan konsep dan teori penuaan, strategi kemunikasi terapuetik dan
kemampuan menyusun asuhan keperawatan sesuai standar (AIPNI, 2015).
Fokus keperawatan gerontic adalah peningkatan kesehatan; pencegahan
penyakit; mengoptimalkan fungsi mental; dan mengatasi gangguan kesehatan
umum (Kholifah, 2016). Kompetensi dan standar akademik untuk pelayanan
keperawatan harus didasarkan pada standar global dan nasional. Penting
membekali mahasiswa dengan pengalaman praktik klinik merawat lanjut usia.
Tempat praktek tidak terbatas pada perawatan penyakit akut atau panti jompo,
tetapi juga di masyarakat untuk promosi kesehatan (Touhy et al., 2016).
Lebih lanjut, Thouhy menjelaskan bahwa pengaturan lahan praktik seperti
pusat rehabilitasi, fasilitas perawatan, rumah sakit akan memberikan
kesempatan dan pengalaman kepemimpinan, manajemen keperawatan, kerja
sama tim interprofesional dan aplikasi penelitian. Dalam Indonesia kontek,
kurikulum Pendidikan keperawatan telah mencantumkan mata kuliah dan
capaian kompetensi, akan tetapi ketersedian standar praktek keperawatan
gerontik masih menjadi tantangan dan pekerjaan yang harus diselesaikan.
Peluang untuk sepesialisasi keperawatan gerontic juga terbuka dan terkait
dengan tingkat pendidikan.
Pertama, pendidikan keperawatan sarjana (S1) telah membekali lulusan
dengan asuhan keperawatan gerontik. Selanjutnya, Pendidikan formal untuk
Magister (S2) dengan spesialisasi keperawatan gerontic bahkan doctoral (S3),
selain itu bisa dilakukan melalui pelatihan-pelatihan yang memberikan
sertifikasi untuk keperawatan gerontik.