Page 120 - FullBook Keperawatan Komunitas
P. 120
Bab 9 Terapi Komplementer 103
sehingga menurunkan kualitas tidur, dan juga hipotensi pada penggunaan obat
yang tidak tepat. Studi yang dilakukan pada pasien hipertensi menunjukkan
bahwa terjadi penurunan kualitas hidup jika semakin banyak mendapatkan
jenis medikasi, bahkan kualitas hidup pasien hipertensi lebih rendah pada
pasien yang mendapat terapi medikasi dibandingkan dengan pasien tanpa
terapi medikasi, serta terjadi penurunan kualitas hidup seiring dengan semakin
banyaknya obat antihipertensi yang didapatkan (Trevisol et al., 2012).
Terapi yang banyak dijalani oleh individu yang sakit baik dalam bentuk
medikasi atau terapi okupasi dirasa “kurang berhasil” dan menyebabkan
masyarakat mencari alternatif lain untuk menangani atau mengobati kondisi
gangguan kesehatan yang dialami oleh dirinya atau orang terdekat. Biasanya,
masyarakat akan mencari alternatif berdasarkan kultur yang dimilikinya karena
hal tersebut telah diyakini secara turun-temurun atau mendapatkan informasi
dari orang lain yang dipercaya.
Berdasarkan hal itu, cara untuk menangani dan menyembuhkan gejala
gangguan kesehatan juga didasari pada keyakinan masyarakat terhadap
penyebab, praktik kesehatan, dan perilaku mencari kesehatan secara kultural
dan spiritual (Rector, 2018). Hal ini sesuai dengan Model Promosi Kesehatan
Pender dalam Alligood (2014) yang menyatakan bahwa karakteristik dan
pengalaman individu akan membentuk pola pikir dan perasaan spesifik yang
berefek pada perilaku, serta membentuk luaran berupa perilaku sehat individu.
Keyakinan itulah yang membuat masyarakat mencari alternatif penanganan
non-konvensional yang saat ini dikenal sebagai pengobatan atau terapi
komplementer dan alternatif.
9.2 Terapi Komplementer
Di Indonesia, upaya kesehatan telah bergeser dari fokus upaya kuratif menjadi
promotif, preventif, dan rehabilitatif. Upaya promotif ditujukan pada individu
yang sehat dan bertujuan untuk meningkatkan kondisi atau derajat
kesehatannya. Peribahasa “mencegah lebih baik daripada mengobati” menjadi
perumpamaan yang sangat tepat untuk menggambarkan upaya preventif bagi
individu yang berisiko mengalami gangguan kesehatan atau penyakit karena
memiliki satu atau lebih faktor risiko sebuah penyakit. Individu yang telah
sembuh dari penyakitnya juga ternyata membutuhkan waktu untuk