Page 119 - FullBook Keperawatan Komunitas
P. 119

102                                            Keperawatan Komunitas


              Karakteristik individu di masyarakat memiliki perilaku yang bervariasi dalam
              merespons  terhadap  gangguan  kesehatan  yang  dialaminya.  Allender  et.al
              (2010)  memandang  respon  tersebut  berdasarkan  dimensi  subyektif  dan
              obyektif. Dimensi subyektif merupakan apa yang individu rasakan terhadap
              dirinya  seperti  merasa  sehat  atau  merasa  sakit  atau  merasa  akan  sakit.
              Sedangkan, dimensi obyektif adalah bagaimana individu tersebut menjalankan
              fungsinya pada lingkungan. Contohnya, mampu melakukan aktivitas sehari-
              hari, mampu menyelesaikan tugas harian di tempat bekerja atau sekolah atau
              kelompok  tertentu.  Berdasarkan  konsep  kedua  dimensi  tersebut,  terdapat
              fenomena  ketika  individu  merasa  sehat  (subyektif),  namun  tidak  mampu
              menyelesaikan  aktivitas  sehari-harinya.  Misalnya,  seorang  individu  merasa
              baik-baik saja kemudian berangkat ke tempat bekerja, namun saat berada di
              depan rumah atau setibanya di tempat bekerja, individu tersebut merasa tidak
              enak  badan,  pusing,  bahkan  tidak  mampu  untuk  berjalan.  Oleh  karena  itu,
              perawat harus mengkaji kedua dimensi tersebut supaya mendapatkan kondisi
              yang lebih jelas ketika pasien datang atau menemukan pasien dalam konteks
              keluarga dan komunitas, karena masyarakat cenderung memiliki persepsi jika
              belum  berada  pada  kondisi  yang  sampai  membuat  mereka  tidak  dapat
              melakukan  aktivitas  maka  mereka  masih  dalam  keadaan  sehat.  Dengan
              demikian, perawat mampu mengidentifikasi kondisi individu ke dalam kondisi
              sejahtera, berisiko, atau aktual mengalami gangguan kesehatan secara jelas.

              Perkembangan  informasi  dan  teknologi  juga  memberi  warna  pada  perilaku
              sehat masyarakat dalam mencari informasi mengenai apa yang terjadi pada
              kesehatannya dan bagaimana cara mengatasinya. Hal ini dapat meningkatkan
              pengetahuan masyarakat dan juga meningkatkan akses fasilitas kesehatan yang
              masyarakat  percaya  atau  terdekat.  Masyarakat  yang  datang  ke  fasilitas
              kesehatan  umumnya  mengharapkan  terapi  sesuai  tanda  dan  gejala  yang
              muncul, dan biasanya diberikan terapi medikasi (farmakologis). Efek domino
              yang  dapat  muncul  adalah  ketika  setiap  kali  masyarakat  “merasa  sakit”,
              mereka  akan  terus  berulang  datang  ke  fasilitas  kesehatan  dan  dapat
              mengakibatkan masyarakat mendapatkan terapi multi-medikasi (lebih dari satu
              jenis obat).
              Individu  yang  menjalani  terapi  medikasi  dengan  jumlah  jenis  obat  yang
              banyak (multi-medikasi) dapat mengakibatkan kemunculan tanda dan gejala
              dari efek samping medikasi yang dikonsumsi. Seperti contoh pada individu
              hipertensi  yang  menjalani  terapi  medikasi  anti-hipertensi  cenderung
              mengalami efek samping seperti batuk, berkemih di malam hari lebih sering
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124