Page 58 - e-modul
P. 58

perincian  aktivitas.  Adanya  perincian  berfungsi  sebagai
                                     pedoman kerja bagi setiap unit kerja berkaitan batas tanggung

                                     jawab  dan  wewenangnya,  juga  dapat  dijadikan  sebagai  salah
                                     satu instrument koordinasi dengan unit kerja lain maupun untuk
                                     menjaga tidak terjadinya kekosongan atau sebaliknya duplikasi
                                     pengerjaan terhadap suatu aktivitas.

                                 c)  Tiap  pejabat  dari  puncak  pimpinan  sampai  dengan  yang
                                     berkedudukan  paling  rendah  harus  memiliki  perincian  tugas
                                     yang  jelas  dan  tertulis,  yang  diruangkan  dalam  suatu  daftar

                                     perincian tugas.
                                 d)  Jumlah  tugas  yang  dibebankan  kepada  seorang  pejabat
                                     sebaiknya  bekisar  antara  4  macam  sampai  dengan 12  macam.

                                     Ini  didasarkan  pada  pertimbangan  penghindaran  kejenuhan
                                     pegawai  dalam  melakukan  tugas  dan  kemampuan  rata-rata
                                     pegawai      dalam     melaksanakan        tugasnya      yang     dapat

                                     dipertanggungjawabkan.
                                 e)  Variasi tugas bagi seorang pejabat hendaknya diusahakan yang
                                     sejenis atau erat hubungannya satu sama lain.
                                 f)  Beban  aktivitas  bagi  tiap-tiap  satuan  organisasi  atau  beban

                                     masing-masing  pejabat  hendaknya  merata  sehingga  dapat
                                     dihindarkan  adanya  satuan  organisasi  yang  terlalu  banyak

                                     aktivitasnya  dan  ada  satuan  organisasi  terlalu  sedikit
                                     aktivitasnya.
                                 g)  Penempatan       para    pejabatnya      hendaknya       yang     tepat.
                                     Pertimbangan  ketepatan  penempatan  pejabat  tidak  sekedar

                                     berdasarkan       kompetensi       teknis,    tetapi     juga     harus
                                     mempertimbangkan kualitas personal maupun faktor-faktor lain,
                                     seperti  umur,  jenis  kelamin,  kekuatan  fisik,  kesehatan,

                                     ketelitian, kejujuran, dan lain-lain.
                                 h)  Pembagian kerja terutama yang menyangkut para pejabat dalam
                                     suatu  kesatuan  organisasi  jangan  sampai  menimbulkan

                                     pengotakan  jabatan.  Pembagaian  tugas  hendaknya  hanya
                                     sekedar menunjukkkan perincian tugas yang menjadi tanggung
                                     jawab sebagai anggota organisasi secara keseluruhan.







                                                             58
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63