Page 183 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 183

Rekomendasi                                                                                      Rekomendasi



 Momen dan urgensi  Tepat di sini kami kira makna diplomatik dari rekomendasi strategis kami sedari soal


            kepemimpinan kawasan dan pembangunan rezim anti-narkotika, yaitu bahwa Indonesia
 Rekomendasi  diplomasi  anti-narkotika  dengan  berbasiskan  pada  kepemimpinan   perlu memiliki ide dan gagasan yang ditawarkan bagi dan untuk kawasan, dan bahwa ide

 yang berorientasikan pada pembangunan rezim ini sebenarnya dapat memberi amunisi   itu disuarakan dengan lantang dan dengan penuh otoritas kepemimpinan di forum-forum
 tambahan bagi perwakilan-perwakilan BNN dalam berbicara di forum-forum internasional   internasional.  Ide-ide  yang  akan  dipaparkan  pada  bagian  berikutnya  merupakan  “stok
 seperti INCB, ASOD, DAINAP, dst. Sebagaimana dikeluhkan Deputi Hukum dan Kerjasama   argumen”  untuk  ditawarkan,  di-retorika-kan  bahkan,  di  hadapan  publik  internasional.

 BNN  dan Kepala Puslitdatin, seringkali Indonesia/BNN diminta untuk menjadi pembicara   Di sini, argumen kedaulatan bisa ditekankan untuk memungkasi tawaran-tawaran ide ini,
 236
 namun sebenarnya itu hanya sekedar ajang untuk mempertanyakan kebijakan-kebijakan   karena pada saat itulah  fungsi  retorik dari argumen  kedaulatan  dapat  dimaksimalkan
 Indonesia yang kontroversial (seperti hukuman mati dan perintah tembak di tempat) di   menjadi sinyalemen kewibawaan dan kepemimpinan.

 hadapan  publik.  Untuk  menghalau  dakwaan-dakwaan  ini,  kedua  petinggi  BNN  tersebut
 menggunakan  argumen  kedaulatan  nasional.  Namun  demikian,  ada  ketidakpuasan

 yang diceritakan kepada kami para peneliti mengenai “stok argumen” untuk menjawab   Payung hukum dan kelembagaan
 pertanyaan-pertanyaan  semacam  ini,  “supaya  nggak  selalu  kedaulatan  terus  jawabnya,”
 kata Pak Kapuslitdatin dalam sebuah sambutan di acara rapat tim peneliti.   Dalam menentukan who dan who’s who untuk menjalankan strategi diplomasi ini,
            perlu diklarifikasi dulu secara terang benderang di sini, bahwa diplomasi tidak sinonim
 Dari perspektif studi diplomasi dan hubungan internasional, memang benar bahwa

 argumen kedaulatan sebenarnya tidak bisa dikatakan argumen dalam artian sebenarnya.   dengan kerjasama, dan kerjasama (internasional)  tidaklah  selalu diplomatis.
 Ibaratnya, berargumentasi dengan alasan kedaulatan adalah sama dengan mengatakan   Dalam artian luas, diplomasi adalah alat untuk mencapai kepentingan nasional di kancah
 bahwa  matahari  terbit  dari  Timur.  Pula,  ia  juga  cenderung  membawa  kesan  yang  non-  internasional yang dijalankan seturut haluan politik luar negeri (foreign policy).  Kerjasama

 diplomatis apabila disampaikan dalam suatu persitegangan, dan justru malah memasang   hanyalah satu dari sekian banyak manifestasi dari diplomasi; walau tidak dipungkiri bahwa
 barrier yang malah memperjauh jarak untuk sampai pada konsensus diplomatik.  Lebih dari   salah satu indikasi sukses diplomasi adalah terjalinnya kerjasama internasional. Poin di
 237
 itu, bahkan, sebagaimana banyak diamati, argumen kedaulatan hampir selalu diutarakan   sini adalah bahwa program-program kerjasama perlu untuk diletakkan dalam cakrawala

 oleh negara-negara kecil (atau yang beraspirasi menjadi negara), yang berada pada posisi   luas diplomasi Indonesia secara umum di dunia internasional. Dengan kata lain, diplomasi
 “di bawah angin,” yang khawatir dengan posisi internasionalnya, dan yang berusaha secara   anti-narkotika BNN perlu untuk diselaraskan dengan seluruh infrastruktur dan aparatur
 dramatis menggalang dukungan.  Indonesia, sebagai negara besar di kawasan, perlu untuk   diplomasi Indonesia: mulai dari kementerian (tidak hanya Kemlu), perwakilan tetap (PTRI),
 238
 mengantisipasi kesan dan sinyal yang rawan ditangkap secara salah oleh negara-negara   dan seluruh duta, konsul, dan para diplomat.
 lain saat kita menandaskan kedaulatan di panggung diplomatik. Oleh karena itu, panggung   Dalam Inpres 2/2020 tentang RAN P4GN 2020-2024, Kementerian Luar Negeri juga

 pidato diplomatik perlu diperhatikan secara serius; argumen yang disampaikan perlu benar-  masuk diinstruksikan (nomor pertama dalam daftar) untuk mendiseminasikan informasi
 benar persuasif, diplomatis, dan—sebagaimana rekomendasi kami—mendemonstrasikan   seputar P4GN ke luar negeri. Kesempatan ini bisa dipakai oleh BNN untuk mempererat
 clout otoritas kepemimpinan. Karena, pada dasarnya, berpidato diplomatik itu sendiri adalah   hubungan antar lembaga, dan menyinergikan strategi diplomasi anti-narkotika ke dalam

 merupakan strategi gelar kekuasaan di dalam hubungan internasional. 239  strategi besar diplomasi Indonesia  di  kawasan. Bila perlu,  BNN  bisa mengajak Kemlu
            untuk mengikatkan diri dalam nota kesepahaman (MoU) yang mengatur soal kerjasama

 236   Tim Riset Active Defense BNN-UBJ, “Jakarta - Wawancara Deputi Huker BNN (131120),” 2020.  konten kampanye anti-narkotika di PTRI-PTRI di kawasan, soal induksi semangat P4GN/
 237   Rebecca Adler-Nissen, “Just greasing the wheels? Mediating difference or the evasion of power and responsibility in diplomacy,”
 The Hague Journal of Diplomacy 10, no. 1 (2015): 22–28.  kenarkotikaan di kalangan para diplomat, soal menghubungkan aktivitas-aktivitas BNN ke
 238   Ryan K. Beasley dan Juliet Kaarbo, “Casting for a sovereign role: Socialising an aspirant state in the Scottish independence refer-
 endum,” European Journal of International Relations 24, no. 1 (2018): 8–32; Gëzim Visoka, “Metis diplomacy: The everyday politics of becoming   luar negeri, dst.
 a sovereign state,” Cooperation and Conflict 54, no. 2 (2019): 167–90; Jane K. Cowan, “Who’s Afraid of Violent Language? Honour, sovereignty
 and claims-making in the League of Nations,” Anthropological Theory 3, no. 3 (2003): 271–91.  Pada bagian berikutnya, kami coba paparkan beberapa rekomendasi ide program
 239   Craig Hayden, “Scope, mechanism, and outcome: Arguing soft power in the context of public diplomacy,” Journal of International
 Relations and Development 20, no. 2 (2017): 331–57.


 168  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   169
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188