Page 180 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 180

Rekomendasi                                                                                                                                                                                                    Rekomendasi




          di ASEAN Regional Forum.     228  Di bidang keamanan, jalur riset dan tanki pemikir/akademik                                   kebijakan  bank  sentral,  234  bahkan  pembentukan ASEAN  Community  itu  sendiri.
                                                                                                                                                                                                                                    235
          (jalur kelima), misalnya, terbukti memfasilitasi kohesivitas keamanan antar negara, misal                                      Singkatnya, yang hendak diusulkan adalah bahwa Indonesia menginisiasi forum yang
          dalam hal mendamaikan Vietnam dan Filipina di Laut Tiongkok Selatan,  dan bahkan                                               diisi  oleh  pakar-pakar  di  bidang  kebijakan  dan  penelitian  narkotika  lintas-disiplin
                                                                                            229
          dalam pembentukan  ASEAN Community  itu sendiri.  Indonesia  sendiri juga sudah                                                yang memiliki reputasi dan terpandang di kawasan untuk berfungsi sebagai sarana
                                                                      230
          banyak menggunakan ini melalui tokoh masyarakat (jalur keempat) dan lembaga agama                                              perekat kohesivitas pengambil kebijakan dan penegak hukum di bidang narkoba.
          (jalur ketujuh), misalnya, dalam kasus perdamaian di Thailand Selatan dan pembebasan                                     2.)  Menginisiasi isu kenarkotikaan di dan melalui kedutaan dan konsulat Indonesia
          kru kapal tahanan Abu Sayyaf. Pasalnya, prinsip diplomasi multitrack ini sejalan dengan                                        di  negara-negara  tetangga,  khususnya  di  Asia  Tenggara,  dan  Tiongkok.  Dengan

          ASEAN Way dalam hal ia membangun kerjasama-kerjasama kecil, non-negara, non-formal,                                            memulai kegiatan harian sederhana seperti kampanye, konten media (sosial maupun
          dan kultural sebagai wahana membangun  kepercayaan dan persahabatan  (amity)                    231                            website),  sambutan-sambutan  acara  diplomatik/kenegaraan,  sampai  memfasilitasi
          untuk kemudian meluas (spillover) ke kerjasama-kerjasama lain yang lebih high-profile,                                         dialog dan kerjasama dalam bentuk program dan proyek bersama, negara-negara

          high-politics, dan sensitif-keamanan.                                                                                          akan  mulai  mendapat  sinyal  diplomatik  anti-narkotika  Indonesia.  Untuk  bagian

               Dalam melaksanakan diplomasi pembangunan rezim anti-narkotika ini, beberapa                                               kerjasama,  tentu  saja sebaiknya  digawangi  BNN, sehingga  perwakilan  kita hanya
          hal  dapat  dilakukan  oleh  BNN,  baik  diinisiasi  sendiri  maupun  dengan  bekerja  sama                                    memfasilitasi saja.
          dengan K/L terkait dan masyarakat. Pada intinya, hal-hal ini merupakan langkah-langkah                                   3.)  Menginduksi soal P4Gn dan Pertahanan Aktif pada sebanyak mungkin Warga

          strategis dan taktis untuk menyukseskan misi diplomatik untuk membangun rezim anti-                                            Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di negara-negara tujuan diplomasi anti-
          narkotika di kawasan. Untuk mengarahkan, beberapa batu tonggak keberhasilan yang                                               narkotika.  Tidak  hanya  diplomat  yang  sudah  jadi  barang  tentu.  Melainkan  juga,

          kami rekomendasikan, sbb.:                                                                                                     misalnya, mahasiswa, perwakilan dagang, ilmuwan, masyarakat  sipil, dst. Khusus
          1.)  Menerapkan  sistem ekspert dan orang ternama di bidang anti-narkotika di                                                  untuk diplomat, BNN bisa bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (bisa Dirjen
               kawasan  (Jalur  keempat).  Sistem  ini  sudah  marak digunakan,  misalnya  Eminent                                       Asia Pasifik dan Afrika maupun Sekolah Pendidikan Luar Negeri) untuk seminimalnya

               Persons Group (EPG) yang membuahkan Piagam ASEAN (2007). Bahkan, semacam                                                  memasukkan  kurikulum  dan  wacana  kebijakan/diplomasi  anti-narkotika  yang
               terbentuk konsensus di kalangan peneliti kawasan bahwa tanpa sistem semacam                                               dicanangkan BNN, dan maksimalnya menjadikan standar pengetahuan kenarkotikaan

               ini, hampir tidak ada kebijakan ekonomi politik keamanan di kawasan Asia Pasifik                                          sebagai prasyarat untuk penempatan (posting) ke negara tersebut.
               yang benar-benar bertaji: mulai dari Expert and Eminent Persons ASEAN Regional                                      4.)  Memulai kerjasama nyata lintas sektor/dan lintas jalur soal narkotika, dan
               Forum (ARF-EEPs),   232  Ad-hoc High-Level Experts Group on Immigration Matters untuk                                     memulainya dari kerjasama-kerjasama yang mungkin nampak kecil dan remeh

               isu imigrasi, 233  Executives’ Meeting of East Asia Pacific (EMEAP) untuk harmonisasi                                     (pertukaran  mahasiswa, pertukaran  peneliti/dosen,  pertukaran  pakar  pertanian,

                                                                                                                                         seminar bersama, dst.).  Poin  yang  ingin  diajukan  di  sini  ditekankan  bukan  pada
                                                                                                                                         magnitude kerjasamanya, melainkan pada efek performatifnya, yaitu semata-mata
                                                                                                                                         pada  kenyataan bahwa  ada  kerjasama. Dalam logika  fungsionalisme,  kerjasama

            228   Alica Kizeková, “Multitrack Diplomatic Approaches to Border and Territorial Disputes in Southeast Asia and Soft Balancing,” in   seperti ini pertama-tama akan “melatih” trust di kalangan pimpinan negara, dan pada
          Unresolved Border, Land and Maritime Disputes in Southeast Asia, ed. oleh Alfred Gerstl dan Mária Strašáková (Brill, 2017), 143–67; Shixin Zhou,
          “Think Tanks and Preventive Diplomacy in ASEAN Regional Forum,” in Case Studies on Preventive Diplomacy in the Asia-Pacific, ed. oleh Yanjun   gilirannya berkesempatan untuk meluas ke kerjasama-kerjasama lainnya yang lebih
          Guo dan Lin Wu (World Scientific, 2020), 245–67.
            229   I A Satyawan, “The diplomacy of scientific research in the South China Sea: the case of join to oceanographic marine scientific   siginifikan, dan bahkan sensitif.
          research expedition between Vietnam and the Philippines,” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 129 (Maret 2018): 012024.
            230   Diane Stone, “The ASEAN-ISIS Network: Interpretive Communities, Informal Diplomacy and Discourses of Region,” Minerva 49,
          no. 2 (2011): 241–62.
            231   Perlu diingat juga bahkan ASEAN punya perjanjian bernama Treaty of Amity and Cooperation (Traktat Kerjasama Persahabatan)
          pada 1976, lagi-lagi dalam rangka meningkatkan kesaling-percayaan (confidence-building measures).
            232   Chung In Moon dan Chae Kwang You, “The ASEAN regional forum’s experts and eminent persons group: Achievements, limita-  234   Kanishka Jayasuriya, “Regulatory Regionalism, Political Projects, and State Transformation in the Asia-Pacific,” Asian Politics &
          tions, prospects,” Global Governance 23, no. 3 (2017): 363–81.                                                           Policy 7, no. 4 (Oktober 2015): 517–29; Helen E.S. Nesadurai, “Economic surveillance as a new mode of regional governance: contested
            233   Ralf Emmers, Beth Greener- Barcham, dan Nicholas Thomas, “Institutional Arrangements to Counter Human Trafficking in the Asia   knowledge and the politics of risk management in East Asia,” Australian Journal of International Affairs 63, no. 3 (September 2009): 361–75.
          Pacific,” Contemporary Southeast Asia 28, no. 3 (2006): 490–511.                                                            235   Stone, “The ASEAN-ISIS Network: Interpretive Communities, Informal Diplomacy and Discourses of Region.”


            166     Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)                                                                               Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   167
                    Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                                                                                                                                                                                  Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185