Page 206 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 206
Rekomendasi Rekomendasi
Beberapa keluhan dari otoritas pelabuhan laut dan udara (bandara) mengatakan bahwa Terakhir adalah soal pengawasan dan antisipasi oknum-oknum yang “tergoda”
mereka kekurangan alat yang memiliki kapasitas untuk mendeteksi narkotika dan untuk memfasilitasi kejahatan penyelundupan. Dalam sebuah agenda FGD di Sambas,
obat terlarang, bahkan saat ia sudah mengambil rupa baru/sintesis (NPS). Akibatnya, seorang dokter yang bertugas di pelabuhan darat PLBN Aruk menyatakan bahwa aparat
mereka harus menggunakan kerja-kerja manual untuk memeriksa, yang tentu saja penegak hukum atau para petugas yang berada di PLBN sangat rawan terpapar aktivitas
mengalami serba keterbatasan. Tidak hanya dari segi volume—khususnya saat peak peredaran dan penjualan narkoba. Oleh karena itu, bukan hanya BNN direkomendasikan
season—melainkan, yang terlebih penting, adalah soal minimnya pengetahuan untuk untuk menggalakkan tes urin bagi semua aparat secara berkala, melainkan juga perlu
mengidentifikasi narkoba dan NPS tersebut. diusulkan soal officer-rolling bagi siapa pun yang bertugas di PLBN.
Oleh karena itu, penataan ulang dan standarisasi kapasitas teknologis (baca:
memutakhirkan teknologi seturut perkembangan state of the art) adalah mutlak diperlukan.
Pemasangan kamera surveillance di titik-titik pos perbatasan yang terhubung ke situation 8.3.8. Penjara Keamanan Maksimal untuk
room BNN juga bisa dipertimbangkan. Kemudian, BNN juga perlu menggalakkan edukasi
soal kenarkotikaan bagi para petugas yang dalam kesehariannya berada di garda Pengedar
depan ini, tidak hanya petugas BNNP/K sendiri, melainkan juga, a.l., petugas Avsec, bea
cukai, polisi, dst. Edukasi ini tidak hanya soal pengetahuan untuk mengidentifikasi barang Untuk mencegah kejadian-kejadian yang semakin mengonfirmasi teori “school of
bukti, melainkan juga untuk mengidentifikasi teknik-teknik yang menjadi modus operandi crime,” BNN perlu mengusulkan dan mengawal kebijakan pemasyarakatan di Ditjen Pas
dalam menyembunyikan dan menyelundupkan barang bukti. Kemenkumham untuk memasukkan tahanan dan napi yang diduga dan didakwa sebagai
pengedar dan/atau bagian dari kartel ke penjara dengan keamanan maksimal (maximum
security prison) yang terpisah dari napi lainnya. Hal ini akan berguna bukan hanya mengisolir
penularan “keterampilan dan pengetahuan” bisnis narkotika, melainkan juga berkontribusi
untuk mulai mengurangi stigma negatif lapas sebagai tempat mengendalikan peredaran
narkoba.
Stigma negatif yang melekat terhadap Lapas tidak boleh dibiarkan dan harus
diintervensi jika terpaksa. Hal itu dikarenakan bahwa salah satu dampak dari pencegahan
tak pelak juga membutuhkan dimensi pidana yang berujung kepada hukuman kurungan
penjara. Hal ini khususnya demi mengantisipasi penyalahguna murni/ pecandu narkotika
yang telah direhab yang justru kembali menggunakan dalam dosis yang melebihi
sebelumnya; sehingga tidak semua penyalahguna/pecandu narkotika diberikan ‘kebebasan
relapse’. Alasannya adalah jika ‘relapse’ terjadi, maka rehabilitasi sebagai pencegahan akan
kehilangan maknanya.
Evaluasi berkala dan audit terhadap Lapas khusus narkotika harus dilakukan
secara terbuka dan transparan, dengan melibatkan partisipasi elemen masyarakat, dan
menempatkan BNN sebagai salah satu dari kepala tim audit (jadi demi menghindari stigma
negatif terhadap kepentingan sepihak yang akan muncul dari pemikiran kritis publik,
maka audit terhadap kinerja Lapas dapat dilakukan berkali-kali; demi menghindari pula
Gambar 38. Informasi yang dapat dihimpun dari studi lapangan soal aktor dan modus peredaran/penyelundupan narkoba.
adanya gejala ‘kebenaran sepihak’). Evaluasi ini juga harus mendapatkan perhatian yang
192 Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) 193
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika