Page 62 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 62
Temuan dan Analisis Temuan dan Analisis
7.1. DEFINISI DAN CAKUPAN hanya lima buah artikel yang membahas Pertahanan Aktif tidak dalam kaitannya dengan
STRATEGI PERTAHANAN AKTIF keamanan siber. Delapan lainnya membahas Pertahanan Aktif dalam konteks pertahanan
diri di dunia satwa, misalnya katak, pinguin, dst. Sisanya, hasil pencarian menampilkan
(ACTIVE DEFENSE) artikel-artikel mengenai keamanan siber dari perspektif yang cenderung teknis. Oleh
karena itu, pembelajaran mengenai Pertahanan Aktif kali ini akan banyak memetik
pelajaran dari perumusan strategi di ranah siber. Sekalipun secara praktis dan teknis ia
Pertama, dan sekaligus yang paling menjadi jiwa dari penelitian ini, adalah soal tidak akan banyak berarti, namun prinsip-prinsip umumnya tentu merupakan hal yang
terminologi dan konsepsi ‘Active Defense’ itu sendiri, dan khususnya istilah pertahanan layak dipertimbangkan.
(defense). Dalam praktiknya, istilah pertahanan kerap dipakai dalam perbincangan soal
keamanan dalam artiannya yang tradisional, yaitu yang erat kaitannya dengan muatan Dari penjelajahan literatur, didapati bahwa strategi pertahanan aktif pada umumnya
kemiliteran dan keutuhan kedaulatan negara. Sehingga pertanyaan yang secara intuitif merupakan strategi pertahanan yang juga memiliki aspek penyerangan yang built-in di
muncul adalah sejauh mana terma pertahanan ini cocok untuk dipakai sebagai kosakata dalam senarai benteng infrastruktur, teknologi pertahanannya dan terutama di benak
40
strategis untuk menghadapi ancaman peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika, brainware-nya. Persis dengan julukannya sehari-hari: “hackback” (retas balik). Berbeda
yang notabene terkategorikan sebagai keamanan non-tradisional yang muncul dari dari pertahanan pada umumnya yang memiliki konsepsi dan target ancaman yang jelas,
ancaman-ancaman yang sifatnya non-militer dan non-negara? Mungkinkah pertahanan strategi pertahanan aktif mengasumsikan bahwa musuh dan ancaman itu tidaklah
bisa diartikan dan dilakukan dalam konteksnya yang non-tradisional? Kemudian, jelas identitasnya, motifnya, dan dari mana ia melancarkan serangan dan ke titik
bagaimana formulasi yang tepat untuk mendudukkan strategi Active Defense (Pertahanan mana. Asumsi ini amatlah relevan bagi diskusi mengenai pertahanan terhadap ancaman
Aktif) sebagai strategi besar pencegahan peredaran gelap narkotika dengan tetap peredaran gelap narkotika: ia bisa datang dari manapun, dari siapapun, dengan modus
memegang teguh corak non-tradisionalnya? yang tidak menentu pula, dalangnya pun sukar untuk diketahui. Ini jelas berbeda dengan
pertahanan dalam artian tradisional yang mengasumsikan musuh yang jelas: artileri lawan
Bagian ini menyarikan pembelajaran yang didapat dari evolusi gagasan strategi dari negara lain. Sehingga pertahanan yang dibayangkan pertahanan aktif tidak bisa
pertahanan dalam konteks keamanan non-tradisional. Pembahasan kemudian diteruskan hanya dipusatkan pada satu atau dua garda depan saja, melainkan ia harus tersebar
dengan diskusi mengenai evolusi gagasan Pertahanan Aktif itu sendiri sebagaimana merata di seluruh bidang (surface) teritorinya. Dan tidak hanya bertahan, melainkan
yang diartikulasikan di dalam perdebatan-perdebatan akademis dan kebijakan. Setelah juga siap dan mampu untuk menyerang balik secara cepat.
menggariskan komponen-komponen penting penopang strategi tersebut, pembahasan
diarahkan untuk menarik inspirasi penting dari evolusi gagasan dan menerapkannya ke Salah satu tipologi strategi Pertahanan Aktif yang banyak dikutip adalah yang
dalam kerangka makro-strategis yang bercorak Pertahanan Aktif bagi P4GN secara umum, dikembangkan oleh Paul Rosenzweig, seorang pakar hukum dan keamanan siber dari
41
dan bagi strategi pencegahan peredaran gelap narkotika secara khusus. George Washington University, AS. Dalam matriksnya, ia menunjukkan empat spektrum
manuver dalam Pertahanan Aktif: yaitu melakukan observasi gerakan lawan, mengakses
7.1.1. Evolusi Gagasan Strategis Active Defense file dari komputer lawan (dengan cara meretas), mendisrupsi aktivitas penyerangan
lawan, dan menghancurkan serangan dan bahkan basis kekuatan lawan. Keempat ini
bisa dilakukan dari dalam jaringan (intranet) atau luar jaringannya (internet). Keempat
Dalam literatur di seputar strategi Pertahanan Aktif, didapati bahwa ternyata, dalam manuver ini merentang dari spektrum yang paling pasif sampai yang paling proaktif.
penggunaan kontemporernya di kalangan komunitas ilmiah, strategi Pertahanan
Aktif lebih banyak didiskusikan di ranah keamanan siber. Pada pencarian di Google 40 Untuk yang terakhir (brainware) dihubungkan dengan prevalensi tinggi serangan siber yang dimulai dengan teknik rekayasa so-
Scholar misalnya, dengan filter tahun terlama 2010, dari 50 artikel pertama yang muncul, sial (seperti phishing dan spam). Menurut sebuah laporan, teknik ini bertanggung-jawab atas 97% kasus serangan siber. Hanya 3% saja
39
yang benar-benar mengeksploitasi kerawanan teknis, sebagaiman ditampilkan dalam imaji-imaji di filem dan headline berita-berita. Lihat
Victoria Wilson, “Statistics You Need to Know About Social Engineering,” SysGroup, 2019, https://www.sysgroup.com/resources/blog/statis-
tics-need-to-know-social-engineering.
41 Paul Rosenzweig, “International Law and Private Actor Active Cyber Defensive Measures,” Stanford Journal of International Law 50,
39 Pencarian dilakukan pada 4 Juni 2020. no. 1 (2014).
48 Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) 49
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika