Page 64 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 64

Temuan dan Analisis                                                                                                                                                                                    Temuan dan Analisis




                                                                                                                                         Terlepas  dari  konteks  hukum  yang  berbeda,  strategi  Pertahanan  Aktif  ini  tampak

                                                                                                                                   jelas menekankan  kapasitas untuk  tidak  hanya  bertahan, melainkan  juga  untuk  tahu
                                                                                                                                   kapan harus menyerang. Kapasitas monitoring, observasi, deteksi anomali, pengenalan
                                                                                                                                   pola serang, dst., yang merupakan kemampuan untuk aktif mengetahui (active knowing)

                                                                                                                                   adalah  kunci  sukses  pertama dari strategi Pertahanan Aktif.  Kunci  yang  kedua  adalah
                                                                                                                                   kesiapsiagaan untuk menyerang (first/counterattack readiness) kapanpun dianggap perlu.
                                                                                                                                   Kesiapsiagaan  ini  tentunya  merupakan  hasil  dari  upaya  kontinyu  untuk  memperkuat

                                                                                                                                   pertahanan dan mengembangkan skenario serangan balik.
                                                                                                                                         Berikutnya soal pilihan penekanan: apakah berat ke pertahanan dengan kapasitas

                                                                                                                                   penyerangan pertama/balik yang destruktif, yaitu paradigma preventif/preemtif; atau
                                                                                                                                   ke pertahanan diri yang memfrustrasikan lawan, yaitu paradigma  protektif. Pilihan

                                                                                                                                   penekanan ini yang disebut dengan postur pertahanan. Postur dan desain pertahanan
                                                                                                                                   yang manapun dari Pertahanan Aktif sebenarnya sama-sama mensyaratkan dua hal, yaitu
                      Tabel 3. Tipologi manuver Pertahanan Aktif dalam keamanan siber menurut Paul Rosenzweig. 42
                                                                                                                                   penentuan objek vital yang hendak dilindung dan penentuan karakter dan kekuatan
                                                                                                                                   lawan. Karakter, lokasi, dan sifat dari objek vital akan memengaruhi bagaimana strategi
                Matriks Rosenzweig ini cukup memecah perdebatan ke dalam dua kubu besar: yang                                      dipikirkan, dikonsepsikan, dan diimplementasikan. Begitu juga profil kekuatan lawan dan
          pertama adalah spektrum strategi yang menekankan pada serangan dini (first strike)                                       bagaimana ia akan digunakan untuk mengancam pertahanan akan berdampak signifikan

          dan kedua adalah spektrum strategi yang mengedepankan pencegatan/intersepsi                                              pada teknik, peralatan/persenjataan, dan taktik yang dipakai untuk melumpuhkan lawan
          dan retaliasi.  Dengan  keempat manuver—monitor, retas, disrupsi,  hancurkan—                                            tersebut. Hal yang penting diingat, yang membedakan pertahanan dari serangan, adalah
                           43
          seseorang bisa memilih apa yang harus dilakukan saat ia mendeteksi ada serangan, jauh                                    bahwa  pertahanan protektif selalu ditujukan  utamanya untuk  melindungi  objek
          sebelum ia menjalar dan melumpuhkan sistemnya. Ia bisa memilih menyerang duluan                                          vital sendiri, sementara motivasi pertahanan preventif adalah selalu menghancurkan
          sebelum  ia  terlanjur  diserang.  Namun  orang  lain  juga  bisa  berpikir  bahwa  ia  hanya                            objek vital lawan.

          akan menyerang balik saat ia sudah diserang; sembari diserang, yang ia lakukan adalah
          memonitor dengan  seksama, meminimalisir dampak, dan  mencari momen. Spektrum                                                  Selain  paradigma  protektif  dan  preventif/preemtif,  studi  pertahanan  belakangan

          pertama dilakukan  sebelum diserang,  sementara spektrum kedua  dilakukan  selagi atau                                   juga mengembangkan paradigma resiliensi/ketahanan. Tantangan keamanan baru yang
          setelah diserang. Agak aneh memang, mengapa harus menunggu diserang dahulu baru                                          tergolong non-tradisional, seperti peredaran gelap narkotika yang menjadi subjek studi kali
          mau menyerang balik. Inilah perbedaan konteks Pertahanan Aktif dalam keamanan siber                                      ini, sudah banyak membuat para perumus kebijakan keamanan internasional, khususnya

          dengan  pencegahan narkotika. Konteks keamanan siber ini lebih menekankan aspek                                          NATO yang terang-terangan menyatakan ini, untuk mulai mengadopsi postur pertahanan
          hukum  yang  mana  serangan  yang  salah/tidak  terbukti  akan  memiliki  dampak  hukum.                                 yang menganut paradigma resiliensi (ketahanan): yaitu bahwa pertahanan dilihat sebagai
          Ambiguitas status hukum dari sebuah serangan (balik) siber ini yang tidak ada di kasus                                   “kesiagaan sipil [..] dan kesiapan menghadapi hal tak terduga (contingencies) yang dapat
                                                                                                                                                                                                               44
          narkotik; semua tindakan peredaran unambiguously kriminal.                                                               berdampak parah pada fondasi masyarakat dan infrastruktur kritis.”  Hal ini sejalan pula
                                                                                                                                   dengan dunia akademik dan tangki pemikir (think-tank) yang berkutat dalam studi strategi
                                                                                                                                   dan pertahanan (strategic and defense studies) sendiri yang mulai banyak menganjurkan

                                                                                                                                   paradigma baru resiliensiisme (resiliencism) sebagai “proses penyesuaian yang terpolakan
             42    Rosenzweig; Lihat juga Anthony Glosson, “Active Defense: An Overview of the Debate and a Way Forward,” Mercatus Working
          Paper (Arlington, VA, 2015).
             43    Gregory Levitin dan Kjell Hausken, “Preventive strike vs. protection in defense strategy,” Military Operations Research 15, no. 3
          (2010): 5–15; Kjell Hausken dan Gregory Levitin, “Active vs. passive defense against a strategic attacker,” International Game Theory Review
          13, no. 1 (2011): 1–12; Gregory Levitin, Kjell Husken, dan Hanoch Ben-Haim, “Active and passive defense against multiple attack facilities,”   44    “Resilience: the first line of defence,” NATO Review, 27 Februari 2019, https://www.nato.int/docu/review/articles/2019/02/27/resil-
          Asia-Pacific Journal of Operational Research 28, no. 4 (2011): 431–44.                                                   ience-the-first-line-of-defence/index.html.


            50      Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)                                                                               Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   51
                    Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                                                                                                                                                                                  Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69