Page 67 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 67
Temuan dan Analisis Temuan dan Analisis
yang diadopsi oleh masyarakat atau individu untuk siap dalam menghadapi guncangan dalam memupuk dan membangun sistem pertahanan itu di seluruh titik yang bisa saja
endogen maupun eksogen.” Dalam pandangan ini, makna pertahanan tidak hanya memiliki kerentanan yang mungkin untuk dieksploit/disasar oleh serangan lawan.
45
bermakna militeristik, mempersenjatai diri untuk melawan musuh, melainkan juga berarti
membangun sistem imun dan kekebalan di seluruh unit dan tingkatan sosial: mulai dari
masyarakat, subkelompok, komunitas, keluarga, dan bahkan psikis individu warga.
46
Paradigma pertahanan yang demikian ini bisa kita sebut sebagai paradigma pertahanan
imunitif (immunitive).
Sisi lain dari paradigma imunitif adalah sisinya yang memampukan subjek yang
terdampak untuk dapat bounce back, yaitu untuk memulihkan diri, merevitalisasi, dan
bahkan kembali ke posisi bertahan yang siapsiaga. Tepat di sinilah paradigma pertahanan
47
imunitif memanifestasikan kapasitas penyerangannya: tidak secara fisik, melainkan secara
psikologis. Musuh yang akan menyerang akan berpikir sepuluh apabila ia tahu—karena kita
mengimkan mereka sinyal—bahwa kita memiliki kekuatan untuk bangkit kembali dengan
cepat saat diserang, dan seketika menyerang balik. Dalam studi dan praktik pertahanan,
hal ini disebut efek penggentaran (deterrence). Pertahanan imunitif yang sukses, dengan
demikian, juga mesti memiliki kapasitas untuk segera memulihkan dan memperbaiki
dirinya dari serangan separah apapun. Karena dengan semata-mata memiliki kapasitas Tabel 4. Postur dan manuver strategi Active Defense (Pertahanan Aktif)
ini, ia telah berhasil mengirimkan sinyal penggentaran pada lawan. Demi keselarasan,
dan dengan menggelayut konsep yang sudah ada di BNN, kami menyebut paradigma
pertahanan ini sebagai paradigma pertahanan kuratif (curative), yang dengannya suatu 7.1.2. Inspirasi Active Defense bagi BNN
sistem pertahanan juga memiliki kapasitas yang built-in untuk meredam dan segera
memulihkan diri dari serangan lawan, untuk segera melawan balik. Sebagaimana disampaikan di bagian pendahuluan, naskah kajian ini merupakan
Sampai di sini, merangkum penjelajahan literatur mengenai konsep Pertahanan elaborasi lebih rinci dari gagasan Pertahanan Aktif yang sudah pernah disampaikan dalam
Aktif, dapat kita simpulkan bahwa pada hakikatnya, Pertahanan Aktif merupakan strategi Naskah Akademik Rencana Strategis BNN 2020-2024 (Nasmik Renstra). Sebagaimana
pertahanan yang secara aktif membangun sistem dan kapasitas pertahanan yang juga disampaikan di Nasmik Renstra, BNN saat ini sedang melakukan transisi orientasinya
terkandung di dalamnya kapasitas untuk melawan balik: mendeteksi, menyerang duluan ke arah dimensi pencegahan yang lebih menekankan kapasitas antisipatif, ketimbang
48
atau menyerang balik, dan tidak hanya itu, ia juga berkapasitas untuk meredam serangan, dimensi pemberantasan yang punitif. Hal ini dilihat sejalan dan selaras dengan RPJMN
memperbaiki diri dengan cepat, dan seketika melawan balik. Pertahanan Aktif juga tidak 2020-2024 yang dirancang oleh Bappenas, yang mana fokus isu strategis yang diemban
hanya diterapkan di garda depan pertahanan, melainkan justru objek vital yang diproteksi BNN adalah untuk melindungi masyarakat Indonesia dari “ancaman keamanan dari aktor
itu sendiri yang juga diperlengkapi dengan kapasitas dan teknologi untuk mempertahankan non-negara,” yang salah satunya adalah “kejahatan transnasional narkoba.” Isu strategis
diri dan menyerang balik. Pertahanan Aktif bukan konsep pertahanan dengan seorang ini diterjemahkan dalam arah kebijakan yang berorientasi pada “penguatan kapasitas
superhero, atau senjata pusaka, atau elitis; sebaliknya, ia mensyaratkan kebersamaan mengantisipasi ancaman .. narkoba.”
45 Philippe Bourbeau, “Resiliencism: premises and promises in securitisation research,” Resilience 1, no. 1 (April 2013): 3–17.
46 Rita Parker, “Resilience as a Policy Response to Non-Traditional Security Threats,” n.d.
47 Guillaume Lasconjarias, “Deterrence Through Resilience Nato, the Nations and the Challenges of Being Prepared.,” Romanian
Military Thinking, no. 3 (2018). 48 BNN-RCCP FIA Universitas Brawijaya, Naskah Akademik Penyusunan Rencana Strategis Badan Narkotika Nasional 2020-2024, 68.
52 Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) 53
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika