Page 97 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 97
Temuan dan Analisis Temuan dan Analisis
(masa sukar/terpaksa). Tapi permasalahannya kemudian, belum ada kajian yang membuktikan signifikan (yang pertama nilai p=0,69, sementara kedua p=0,48). Menariknya, saat angka prevalensi
secara empirik di negeri ini bahwa kemiskinan mendeterminasi keputusan untuk mengedar, ‘pernah pakai’ di korelasikan dengan angka IPM di perbatasan, didapati bahwa ternyata—
atau bagaimana “faktor berisiko” lain membuat kemiskinan menjadi determinan. Kemiskinan kontra dengan anggapan umum di atas—terdapat korelasi “sedang” (tidak tinggi, tidak rendah)
bisa jadi satu katalis, namun banyak variabel lain yang juga harus dijelaskan secara hati-hati. dan signifikan antara pernah pakai dengan peningkatan indeks IPM (lihat gambar). Artinya,
ketimbang memprediksi, tingkat kemiskinan justru malah berkorelasi secara terbalik dengan
Sebaliknya, kajian yang menunjukkan betapa bias dan sitigmatisasi orang miskin dan
pengambinghitaman kemiskinan ini justru malah berbalik menyerang orang-orang miskin ini angka prevalensi: semakin makmur suatu wilayah, semakin tinggi penggunanya. Perhitungan
sudah teramat banyak. Dalam sebuah konferensi akademik khusus soal penyelundup (drug ini cukup bisa membantah narasi dominan bahwa kemiskinan di perbatasan meningkatkan
101
mules) yang kemudian diterbitkan dalam satu edisi khusus The Howard Journal of Crime and Justice, keterpaparan mereka pada penyalahgunaan narkotika, yang kemudian mendorong mereka
banyak fakta penting disampaikan soal bagaimana kerentanan (precarity) kondisi kehidupan untuk menjadi pengedar demi memenuhi kebutuhan adiktif mereka akan narkotika.
calon penyelundup dimanfaatkan. Karakter penyelundup sebagai yang dapat dikorbankan
102
(expendable) adalah menunjukkan relasi kuasa yang timpang di antara sang penyelundup
dengan majikannya. Ada faktor koersi yang mengeksploitasi kemiskinan calon penyelundup
ini, yang tanpanya si orang miskin tidak akan mencari kesempatan untuk menyelundupkan.
Ada juga analisis yang menunjukkan bagaimana kartel memanfaatkan ketidaktahuan warga
desa dengan memberinya obat sampai ketergantungan, lalu memaksa mereka untuk menjadi
penyelundup dengan imbalan suplai gratis. Ketimbang perhatian difokuskan pada proses
peralat-memperalat ini, para peneliti mengarahkan pada persoalan yang lebih struktural: yaitu
ada sebuah relasi sosioekonomi yang timpang yang sudah ada sebelumnya (karena warisan
penjajahan, kegagalan negara, dst.), yang kemudian direkayasa dan dimanfaatkan paradigma
profit yang predatoris dari bisnis narkotika ilegal. Poin penting di sini adalah bahwa kemiskinan
103
tidaklah pernah berdiri sendiri sebagai determinan keputusan kurir/penyelundup untuk
mengedar. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, tidak sama sekali. 104
Di dalam negeri, sebagaimana disampaikan sebelumnya, belum ada kajian yang secara
khusus menyoal hubungan kemiskinan dan peredaran di perbatasan. Namun demikian,
Grafik 6. Korelasi antara prevalensi pernah pakai dengan Indeks Pembangunan Manusia.
kami mencoba melakukan perhitungan statistikal dengan mengkorelasikan angka prevalensi
keterpaparan narkotika pada tahun 2019 dengan berbagai indikator kesejahteraan ekonomi
(Indeks Pembangunan Manusia, IPM BPS). Dari perhitungan tersebut, memang ditemukan Motivasi untuk mendulang profit dengan memanfaatkan segala cara bukan hanya
hubungan antara variabel ekonomi dengan indikator prevalensi ‘pernah pakai’ dan ‘setahun monopoli orang miskin. Maraknya kasus korupsi pejabat, tokoh agama, dan bahkan mantan
pakai’, walau kecil. Walau begitu, dalam kedua pengukuran ini, kedua-duanya sama sekali tidak aktivis anti-korupsi pun juga gemar akan ide ini, apalagi sindikat/bandar narkotika. Dengan
kata lain, saat kita menisbatkan “motivasi ekonomi” dalam upaya menjelaskan peredaran di
101 Kíssila Teixeira Mendes, Telmo Mota Ronzani, dan Fernando Santana de Paiva, “Poverty, Stigma, and Drug Use: Reflections About perbatasan, kehati-hatian ekstra penting di sini agar tidak ikut terjebak bias dan stigmatisasi
a Perverse Relation,” in Psychosocial Implications of Poverty (Cham: Springer International Publishing, 2019), 77–89; Julia Buxton, Mary Chin-
105
ery, dan Hesse Khalid Tinasti, ed., Drug Policies and Development Conflict and Coexistence (Leiden, Boston: Brill | Nijhoff, 2020). akan orang miskin. Alih-alih menstereotipisasi kemiskinan sebagai katalis, penelitian ini
102 Jennifer Fleetwood, “Introduction drug mules: International advances in research and policy,” Howard Journal of Crime and Justice 56,
no. 3 (2017): 279–87.
103 Philippe Bourgois, “Crack and the political economy of social suffering,” Addiction Research and Theory 11, no. 1 (2003): 31–37;
Philippe Bourgois, “Decolonising drug studies in an era of predatory accumulation,” Third World Quarterly 39, no. 2 (2018): 385–98. 105 Contoh bias dan asumsi tanpa pembuktian yang menisbatkan faktor kemiskinan sebagai faktor utama motivasi untuk melintas
104 Riset van San dan Sikkens ini menunjukkan bahwa alih-alih kemiskinan, motivasi utama menyelundupkan di kalangan perempuan sebagai kurir, lihat Ayu Widowati Johannes, “Penanganan Masalah-Masalah Sosial Di Kecamatan Kawasan Perbatasan Kabupaten Sang-
di Curaçao dan Peru justru lebih karena alasan ikatan keluarga, romansa, dan persahabatan. Lihat Marion van San dan Elga Sikkens, “Fam- gau,” Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa 4, no. 2 (2019): 50–61; Rendi Prayuda, “Kejahatan Transnasional Terorganisir di Wilayah
ilies, lovers, and friends: Women, social networks, and transnational cocaine smuggling from Curaçao and Peru,” Howard Journal of Crime and Perbatasan: Studi Modus Operandi Penyelundupan Narkotika Riau dan Malaysia,” Andalas Journal of International Studies (AJIS) 9, no. 1 (30
Justice 56, no. 3 (2017): 343–57. Mei 2020): 34; Novana Veronica, Julenta Kareth, dan Reni Shintasari, “Kebijakan Badan Narkotika Nasional Dalam Penanggulangan Narkoba
82 Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) 83
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika