Page 99 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 99

Temuan dan Analisis                                                                      Temuan dan Analisis





 lebih merekomendasikan untuk melihat persoalan ketimpangan sosio-ekonomi struktural di
 perbatasan yang mendorong masyarakat di sana pada posisi yang miskin dan rentan, yang pada   Dalam wawancara khusus dengan Kompas beberapa waktu lalu, Menteri Hukum dan
 gilirannya meningkatkan keterpaparan mereka pada pengaruh dari banyak variabel berisiko (risk   Hak Asasi Manusia, memberi konfirmasi terkini soal problema ini.

 factors) yang pada gilirannya membuat mereka rentan terhadap eksploitasi para pemburu profit   “Sekarang saja, penghuni lapas sudah 260.000 orang. Itu sudah melebihi kapasitas.
 dari bisnis gelap narkotika. Kemiskinan adalah akibat, dan bukan penyebab. Memberdayakan   Kita,  kan, heran, kok  satu  jenis  crime  (kriminal)  mendominasi  (yaitu  penyalahgunaan

 dan menyejahterakan masyarakat perbatasan/pesisir sudah menjadi tanggung jawab negara   obat-obatan terlarang), more than fifty percent (lebih dari 50 persen) dari (total penghuni)
 dan kita bersama, dengan atau tanpa kasus narkotika di sana.   lapas. Lebih ngeri lagi, sekarang ini pemakai, kurir, bandar jadi satu di lapas.” 106
                  Bahkan, saat ditanya soal kemungkinan membangun lapas baru untuk mengatasi


 7.3.3. Blunder Rezim Penghukuman   over kapasitas ini, beliau menyatakan ogah. 107  Ketimbang membuka lapas baru, Yasonna
            mendesak  agar  supaya  UU  Narkotika  (35/2009)  direvisi.  Khususnya,  soal  ukuran  yang
 (Pemasyarakatan dan Rehabilitasi)  dijadikan patokan apakah seorang tersangka adalah sekedar penyalahguna, kurir, atau

            kah  seorang/bagian  dari  bandar.  Proses  asesmen  hukum  melalui  TAT  (Tim  Asesmen

 Sudah  jamak diketahui  bahwa  rumah  tahanan  dan  lembaga pemasyarakatan di   Terpadu) sudah mengatur ini dengan beberapa prasyarat sebenarnya: tentu saja apabila
 Indonesia sudah terlampau penuh sesak dan bahkan overkapasitas. Sudah jamak diketahui   ia  dinilai  sebagai  penyalahguna,  maka  ia  harus  direhab;  apabila  terbukti  mengedar,

 pula bahwa kasus narkotika, baik sebagai pengedar/bandar maupun  penyalahguna,   maka penjara. Masalahnya, bagi Yasonna, batasan antar penyalahguna dan kurir itu “so
 merupakan penyumbang terbesar dari overkapasitas itu. Tabel berikut dapat meyakinkan   slim,” 108  demikian halnya antar kurir dan bandar yang, “bila ditelisik dengan lebih cermat,
 lebih lagi soal pengetahuan umum tersebut.   dalam kasus-kasus tertentu boleh jadi si napi adalah juga korban.” 109  Masalah definisional
            inilah yang, salah satunya hendak didorong penegasannya melalui revisi undang-undang

            tersebut. Soal urgensi klarifiikasi definisi ini, menariknya juga dikonfirmasi oleh perwakilan
            UNODC  yang  sempat  diwawancarai  secara  mendalam:  ada  empat  yang  diusulkannya,
            yaitu  penyalahguna,  pengedar,  bandar  dan  sindikat/kartel.  Keempatnya  tentu  menjadi

            dasar pembeda  dari hukuman.   Baik  Menteri  maupun  UNODC  sepakat  bahwa  yang
                                                110
            harus dihukum berat adalah bandar dan kartel, dan bukan penyalahguna atau pengedar/
            kurir yang seringkali adalah korban dari dua yang terakhir.

                  Dalam  observasi  lapangan,  cerita-cerita  harian  soal  overkapasitas  dan  lemahnya

            pengawasan di dalam lapas bukanlah hal yang langka. Soal pengendalian dan transaksi
            narkoba dari lapas pun bukan hal yang mengejutkan lagi kami dengar di lapangan. Bahkan,
            cerita dari salah seorang tim kami yang ke Merauke, ia melihat sendiri bagaimana seorang

            napi memesan makanan dengan memanggil penjualnya langsung. Ironisnya, napi tersebut
            adalah napi yang baru saja diwawancarainya. Di Yogyakarta, pimpinan Lapas yang baru





               106   “Mencari Jalan Keluar untuk Pencandu Narkotika | Wawancara Khusus Yasonna Laoly,” Kompas, 26 November 2020, https://www.
            kompas.id/baca/polhuk/2020/11/26/mencari-jalan-keluar-untuk-pencandu-narkotika/.
               107   “Ogah  Bangun  Lapas  Baru, Yasonna  Laoly  Pilih  Revisi  UU Narkotika,” detikNews,  11 April  2020,  https://news.detik.com/beri-
 Grafik 7. Lapas overkapasitas karena kasus narkotika, data dari Sistem Data Pemasyarakatan, Dirjen Pas.  ta/d-4973556/ogah-bangun-lapas-baru-yasonna-laoly-pilih-revisi-uu-narkotika.
               108   “Mencari Jalan Keluar untuk Pencandu Narkotika | Wawancara Khusus Yasonna Laoly.”
               109   “Ogah Bangun Lapas Baru, Yasonna Laoly Pilih Revisi UU Narkotika.”
 Wilayah Perbatasan,” Musamus Journal of Public Administration, 3, no. 1 (2020): 20–31.  110   Tim Riset Active Defense BNN-UBJ, Jakarta - WM UNODC - Country Director, Collie Brown (112520).


 84  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   85
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104