Page 101 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 101

Temuan dan Analisis                                                                      Temuan dan Analisis





 malah berhasil membongkar dan menemukan puluhan bunker (galian-galian dalam sel)   Torres, dkk., dapat disimpulkan bahwa setiap pidana kurungan dijatuhkan untuk satu
 untuk menyimpan narkoba, ratusan ponsel, dan chargernya. Ditemukan pula terminal-  (1)  orang tersangka, maka Indonesia harus bersiap  menyaksikan 324  pengedar
 terminal untuk mengecas ponsel tersebut yang disembunyikan dan disalurkan ke sumber   baru potensial lahir. Kegeraman Pak Menteri Kumham ternyata memang amat sangat

 listrik dengan rapi. Dan, tentu saja, beberapa oknum juga didisiplinkan. Oleh Kepala KPLP,   beralasan.
 kami  bahkan  diperlihatkan  dokumen  laporan  setebal  671  halaman  yang  melaporkan   Semakin  menarik lagi  saat data Prevalensi diukur  korelasinya dengan  data

 temuan-temuan fantastis dari sweeping di dalam lapas: salah satunya, dalam operasi yang   narapidana pengguna  dan pengedar/bandar dari Sistem Data Pemasyarakatan,  Ditjen
 dilakukan antara Juli dan Agustus 2020 saja ditemukan sebanyak 214 bunker.   Pas. Didapati bahwa masing-masing variabel (total napi-tahanan pengedar/bandar dan

 Temuan menarik adalah bahwa kami menemukan bagaimana sebuah teori itu “hidup”   total napi-tahanan pengguna), secara sendirian tidak berpengaruh secara signifikan pada
 di keseharian, yaitu teori “sekolah kejahatan” (school of crime). 111  Teori ini memandang   angka prevalensi. (Yang pertama p=0,19 dan kedua p=0,48, dengan ambang nilai alfa 0,05).
 bahwa  untuk  tipe-tipe  kejahatan  yang  membutuhkan  keterampilan  dan  pengetahuan   Namun, apabila kedua variabel ini dilihat sebagai kesatuan, maka signifikansi meningkat
                                                                                 2
 khusus,  dan juga kerjasama/kolaborasi  jejaring yang kuat, hukum  pemenjaraan justru   tajam (p<0,01) dengan kekuatan korelasi yang cukup kuat (R =0,4). Lagi-lagi, kegeraman
 membuat sang napi naik tingkatan, ketimbang jera.  “Naik kelas dia. Waktu masuk karena   pak Menteri Kumham ternyata memang cukup beralasan.
 112
 kasus ganja, eh malah ketangkep nyabu di penjara,” cerita seorang partisipan FGD dari

 lapas di Skouw, Papua. Dalam indeksasi kami, menariknya istilah “naik kelas” ini terdengar
 mulai dari Aceh, Medan, Entikong, Jakarta, Motaain (NTT), sampai Papua. Studi lapangan

 penelitian ini mengonfirmasi, bahwa pandangan bahwa apabila seorang penyalahguna
 masuk penjara lantas ia upskill menjadi pengedar, ternyata bukanlah isapan jempol.

 Lebih  merisaukan lagi,  pandangan  bahwa  dengan  memenjarakan penyalahguna
 justru berpotensi menjadikannya pengedar ternyata dikonfirmasi oleh beberapa peneliti
 dari Universitas Florida yang diterbitkan jurnal Crime & Delinquency di akhir Oktober 2020

 yang lalu.  Penelitian ini mengkaji dampak dari memenjarakan pelaku kejahatan terkait
 113
 narkoba dengan tuntutan/prosekusi kejahatan pengedaran narkoba. Dengan melakukan
 analisis  multilevel modeling  dan  dengan  mengambil  sampel dari 38  negara, mereka

 sampai  pada  kesimpulan  yang  mencengangkan:  peningkatan  jumlah  pemenjaraan
 adalah berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pengedar yang berkeliaran—atau,

 dalam bahasa akademisnya, setiap pertambahan satu unit tingkatan pemenjaraan adalah
 berdampak pada kenaikan 15% dari jumlah pelaku kejahatan terkait narkoba non-residivis
 yang diprosekusi sebagai pengedar.  Dengan menggunakan data dari Indonesian Drug
 114
 Report 2020, yang mana terdapat sebanyak 52.709 tersangka tindak pidana narkoba dan   Grafik 8. Korelasi antara angka prevalensi dengan total jumlah gabungan napi/tahanan pengedar/bandar dan pengguna.
 total 128.716 narapidana dan tahanan kasus narkoba di Indonesia, maka dari perhitungan
                  Penjara  bukanlah  satu-satunya  penghukuman  bagi  pelanggar  hukum  kasus
            narkotika. Hukuman lainnya adalah rehabilitasi. Pertanyaannya, apakah sebagai hukuman,
 111   Anna Piil Damm dan Cédric Gorinas, “Prison as a criminal school: Peer effects and criminal learning behind bars,” Journal of Law
 and Economics 63, no. 1 (2020): 149–80; Aurelie Ouss, “Prison as a School of Crime: Evidence from Cell-Level Interactions,” SSRN Electronic   rehabilitasi  ini  sudah  benar-benar  mampu  memberikan  efek  jera?  Bahkan  pertanyaan
 Journal, no. December (2012).
 112   Damm dan Gorinas, “Prison as a criminal school: Peer effects and criminal learning behind bars.”  yang lebih filosofis, apakah penghukuman adalah motivasi yang tepat dinisbatkan bagi
 113   Christopher E. Torres, Stewart J. D’Alessio, dan Lisa Stolzenberg, “The Replacements: The Effect of Incarcerating Drug Offenders
 on First-Time Drug Sales Offending,” Crime and Delinquency, 2020.  rehabilitasi? Sayangnya, penelitian ini belum mampu memberikan jawaban yang benar-
 114   Satu unit mereka ini merupakan fungsi dari total jumlah narapidana dan tahanan narkoba dibagi total populasi negara dan dikalikan
 konstanta 100.000.


 86  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   87
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106