Page 121 - Dalam Dekapan Ramadhan
P. 121

http://pustaka-indo.blogspot.com  siang Ramadhan. Dia kemudian meminta fatwa pada salah
                                      DALAM DEKAPAN RAMADHAN



                   satu ulama mazhab Maliki di Afrika Utara. Ulama itu  berpikir,
                   “Kalau dia disuruh membebaskan  budak, jangankan satu, 100
                   pun dia mampu. Jadi biar dia kapok agar tidak sembarangan
                   lagi meniduri istrinya di siang  Ramadhan, dia harus berpuasa
                   dua bulan berturut-turut.”
                      Keputusan seperti ini tidak benar! Sebab dalam  hadis
                     riwayat Abu Hurairah, Rasulullah tidak memberi kan  pilihan,
                   tetapi harus dilakukan secara berurutan. Itu  artinya  Islam
                   sangat memperhatikan kebebasan jiwa setiap  individu. Yang
                   dilanggar adalah hak Tuhan. Seharusnya individu yang
                     melanggar itu harus dikenakan hukuman   yang se timpal,  yaitu
                   puasa dua bulan berturut-turut, biar kapok.  Tetapi,  Islam
                     punya kaidah lain. Kemerdekaan satu jiwa dari  pebudakan
                   lebih mulia dan lebih penting daripada membuat kapok
                   orang yang melanggar puasa tadi.
                      Seperti yang sudah saya katakan pada pembahasan
                     sebelumnya, bahwa hanya laki-laki saja yang kena kafarat.
                   Sedangkan wanita tidak mendapat kafarat. Karena pada
                     dasarnya wanita itu batal puasanya bukan karena hal lain,
                   tetapi karena memasukkan sesuatu ke dalam rongga  terbuka.
                   Jadi puasanya batal karena hal biasa, begitu ta’lil ahkamnya
                   menurut pakar hukum Islam.
                      Kalau seseorang melakukan jima beberapa kali  da lam se-
                   bulan pada hari yang berbeda, maka dia harus meng-qadha
                   hari-hari itu dan dikenakan kafarat untuk hari-hari itu. Kalau
                   tiga hari berarti kafaratnya puasa enam bulan berturut-turut,
                   atau kalau tidak mampu harus memberi makan 180 orang
                   miskin. Adapun kalau dilakukan berkali-kali pada hari yang
                   sama, dia hanya dikenakan satu kali kafarat saja.
                      Apabila dua bulan itu tidak berturut-turut, misalnya
                   setelah   berpuasa 27 hari, dia tidak melanjutkannya tanpa
                   uzur apa pun, maka dia wajib mengulanginya dari per tama.



                                              107
                                                                  pustaka-indo.blogspot.com
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126