Page 104 - Grafis Islam 05-Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
P. 104

Tuntunan sikap dan perbuatan yang luhur   Sebagai pembanding, meski populasi
                          itu, diwujudkan melalui sikap pengakuan   pemeluk Islam di Perancis sudah
                          akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa,   hampir 7 persen tetapi pemerintah
                          mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang   Prancis tidak memutuskan kebijakan
                          Maha Esa yang telah memberikan karunia   adanya hari raya Islam secara resmi.
                          kepada kita. Peringatan keagamaan juga   Begitu juga di Thailand dan Amerika.
                          menumbuhkan sikap ramah-tamah,        Wapres menjelaskan Indonesia
                          kasih sayang kepada sesama makhluk,   memperingati tiga hari raya Islam
                          serta menjauhkan sikap bermusuhan dan   secara kenegaraan di istana yaitu Isra
                          dengki terhadap sesama manusia. Makna   Miraj, Nuzulul Quran dan Idul Adha. " Hal
                          memperingati hari besar agama juga    itu sudah berlangsung selama 66 tahun
                          mendidik setiap manusia dan anggota   dimulai sejak masa Bung Karno sebagai
                          masyarakat serta warga negara agar    Presiden pertama pada tahun 50. Hal itu
                          senantiasa ingat kepada kebenaran ajaran   menjadi simbol bahwa agama menjadi
                          agama serta menghormati norma-norma   faktor penting dalam kenegaraan.
                          yang berlaku di masyarakat dan negara.
                                                                Pengakuan pemerintah terhadap hari
                          Salah satu contoh bagaimana sikap     besar keagamaan  juga tercermin dari
                          pemerintah terhadap pengakuan hari-hari   kebijakan mengakui perayaan Imlek
                          besar keagamaan di Indonesia dapat dilihat   untuk umat Kong Hu Cu. Walaupun
                          dari pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla   sudah ada di Nusantara selama ratusan
                          dalam perayaan Isra Miraj di Istana Negara.   tahun, pengakuan resmi dari negara
                          Di sana wakil presiden menyampaikan   terhadap agama Kong Hu Cu baru
                          bahwa sejumlah hari libur perayaan hari   diberikan pada masa pemerintahan
                          besar agama menjadi simbol harmonisnya   Presiden Abdurrahman Wahid
                          hubungan antaragama di Indonesia.     atau Gus Dur di tahun 2000. Selain
                                                                memberikan pengakuan, Gus Dur juga
                          Bagaimana kehidupan beragama dijalankan   membebaskan masyarakat Kong Hu Cu
                          secara baik, di Indonesia ini dapat dilihat   untuk menjalankan ibadah agamanya
                          dari adanya 15 hari libur, dimana hari libur   secara terbuka dan merayakan hari   BUKU   5     Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
                          nasional hanya terdiri dari 3 yaitu 1 Januari,   keagamaan mereka. Fakta ini, menurut
                          1 Mei dan 17 Agustus sedangkan 12 lainnya   Direktur Kepercayaan kepada Tuhan
                          adalah hari raya agama. Menurut Wapres,   Yang Maha Esa Gendro Nurhadi menjadi
                          sebanyak enam agama di Indonesia yaitu   acuan sebagian besar penganut agama
                          Islam,  Kristen Katolik,  Kristen Protestan,   dan kepercayaan asli Indonesia. Mereka
                          Hindu, Budha, dan Konghucu memilik hari   ingin, negara mengakui agama dan
                          libur perayaan keagamaannya masing-   kepercayaan asli Indonesia, seperti
                          masing di Indonesia. Hal itu menunjukkan   halnya pengakuanyang diberikan
                          bahwa Islam di Indonesia bersifat moderat.                                91
                                                                terhadap Kong Hu Cu.
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109